Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Komunikasi Efektif dan Digitalisasi Teknologi pada Tingkat Kepatuhan Pajak (Studi pada Masyarakat Urban) Agustine Dwianika; Naurissa Biasini
JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN Vol 5 No 2 (2020): Jurnal Online Insan Akuntan (Desember 2020)
Publisher : Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Insani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51211/joia.v5i2.1436

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran teknologi perpajakan dan komunikasi efektif dalam meningkatkan kepatuhan pajak. Penelitian ini dilakukan di wilayah Jabodetabek dengan menggunakan 150 responden yang merupakan masyarakat urban. Kuesioner digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data menggunakan metode kuantitatif dengan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pengaruh langsung teknologi pajak terhadap kepatuhan pajak terbukti positif dan signifikan, (2) komunikasi efektif berpengaruh langsung terhadap kepatuhan pajak secara positif dan signifikan, (3) secara simultan baik teknologi pajak dan komunikasi efektif berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak. Studi ini berkontribusi tidak hanya pada literatur penelitian tetapi juga membantu institusi perpajakan dalam mengembangkan strategi untuk meningkatkan kepatuhan pajak bagi masyarakat Urban, dengan mengoptimalkan aspek teknologi dan komunikasi. Kata Kunci: Teknologi Pajak, Kepatuhan Pajak, Komunikasi Efektif, Masyarakat Urban dan Pengaruh Langsung. Abstract: This study aims to determine the role of tax technology and effective communication to gain tax compliance. This research was conducted in Jabodetabek, data collected from 150 respondents represented as urban community. The questionnaire was used as a tool to collect data about quantitative methods with multiple regression analysis. The findings of this study show that: (1) the direct effect tax technology on tax compliance positively and significant, (2) the direct effect effective communication on tax compliance positively and significant, (3) Both of tax technology and effective communication positively and significant simultaneously affect tax compliance. This study contributes not only to the research literature but also to help tax institution to develop strategies toward improving tax compliance for urban community by optimalization of technology and communication. Keywords: Tax Technology, Tax Compliance, Effective Communication, Urban Community and Dirrect Effect.
Pendidikan Antikorupsi Kepada Siswa Sekolah Dasar Dengan Metode Storytelling Naurissa Biasini; Clara Moningka; Emma R Aliudin; Suci Marini
Patria : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 1: Maret 2020
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/patria.v2i1.2584

Abstract

The level of corruption in Indonesia has not decreased significantly even though there have been severe criminal penalties and prevention systems carried out. It is considered that the behavior of corruption is taken root in the mentality of the Indonesian people. Therefore, anti-corruption education needs to be provided early to reduce the possibility of someone to commit corruption when they are adults. The right education method can provide significant results in achieving educational goals to be achieved. The Community Service Team of the Communication Science and Psychology Study Program at Universitas Pembangunan Jaya held an anti-corruption education for elementary school students in collaboration with Sawah Baru Elementary School. The target of this program is elementary school students in grades 3, 4 and 5. In this anti-corruption education, the team used storytelling methods to facilitate and increase understanding in participant's mind. It turns out that this storytelling method has a large impact on the understanding of corruption in the view of elementary school students. In the future, we hope anticorruption education can be held in every school or into the education curriculum.
Representasi Feminisme Dalam Karakter Pahlawan Perempuan Captain Marvel Naurissa Biasini; Sri Wijayanti
WIDYAKALA: JOURNAL OF PEMBANGUNAN JAYA UNIVERSITY Vol 8 (2021): Special Issue : Design Lifestyle And Behavior
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UPJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.81 KB) | DOI: 10.36262/widyakala.v8i0.393

Abstract

Abstract — One of the film genres with an extraordinary development is film with the theme of heroism. Various film producer companies such as Marvel Entertainment, Warner Brothers, and Disney are competing to produce hero-themed films that always attract the attention of the audience. However, Marvel Entertainment has put more emphasis on male hero characters, until in 2019 there is a female hero character who has her own film, Captain Marvel. This is interesting because usually women in films are shown only as supporting characters for male heroes. Therefore, this study aims to see how feminism is represented in the character of Captain Marvel. This study will use Roland Barthes' Semiotics research method to see the symbols used to describe the values of Feminism displayed by this character, supported by Communication Theory and Feminism Theory related to mass media, especially films. The results showed that the character of Captain Marvel is depicted as a female figure who has greater strength than men and shows some values of radical and liberal feminism. In the film, Marvel Entertainment unfortunately has to show that Captain Marvel must have super power before recognized or considered superior to men.Keywords: Film, Feminism, Captain Marvel, Captain Marvel, Roland Barthes SemioticAbstrak — Salah satu genre film dengan perkembangan yang luar biasa adalah film yang bertemakan kepahlawanan. Berbagai perusahaan produsen film seperti Marvel Entertainment, Warner Brothers, hingga Disney berlomba-lomba menghasilkan film-film bertema kepahlawanan yang selalu menarik perhatian penonton. Namun selama ini Marvel Entertainment lebih menekankan pada tokoh-tokoh pahlawan pria, hingga pada tahun 2019 ada karakter pahlawan perempuan yang memiliki filmnya sendiri yaitu Captain Marvel. Hal ini menarik karena biasanya perempuan dalam film ditampilkan hanya sebagai karakter pendukung pahlawan pria. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana representasi Feminisme dalam sosok karakter Captain Marvel. Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian Semiotika Roland Barthes untuk melihat simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan nilai-nilai Feminisme saja yang ditampilkan oleh karakter tersebut, didukung dengan Teori Komunikasi dan Teori Feminisme yang berkaitan dengan media massa terutama film. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa karakter Captain Marvel digambarkan sebagai sosok perempuan yang memiliki kekuatan yang besar dari laki-laki dan menunjukkan beberapa nilai feminism radikal maupun liberal. Dalam film yang diteliti, Marvel Entertainment sayangnya harus menampilkan Captain Marvel memiliki kekuatan super terlebih dahulu untuk dapat diakui atau dianggap lebih hebat dari pria.     Kata Kunci: Film, Feminisme, Captain Marvel, Semiotika Roland Barthes
Pergeseran Representasi Feminitas dalam Film Animasi Disney Princess Naurissa Biasini
WIDYAKALA: JOURNAL OF PEMBANGUNAN JAYA UNIVERSITY Vol 5, No 2 (2018): Urban Development & Urban Lifestyle
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UPJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.086 KB) | DOI: 10.36262/widyakala.v5i2.113

Abstract

Film animasi Disney Princess tidak hanya menampilkan hiburan bagi penontonnya namun juga representasi feminitas yang dapat mempengaruhi pola pikir penontonnya terutama anak-anak. Representasi tersebut seharusnya berkembang sejalan dengan perkembangan gelombang feminisme di dunia agar penonton memiliki gambaran nyata mengenai kondisi perempuan di setiap era. Karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui apakah pergeseran yang terjadi sejalan dengan perkembangan teori dan gelombang feminisme. Penelitian ini menggunakan pendekatan kritis dengan metode penelitian analisis wacana kritis Sara Mills. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan data primer, yaitu observasi dan wawancara, serta data sekunder berupa studi kepustakaan dan dokumentasi. Observasi dilakukan dengan menonton 11 film animasi Disney Princess sedangkan wawancara dilakukan kepada sutradara Disney, aktivis feminis, dan tiga orang penonton anime Disney Princess. Hasil analisa menunjukkan bahwa ada pergeseran representasi feminitas yang terjadi dalam film animasi Disney Princess, meskipun menunjukkan ketidaksetaraan dan justru menampilkan sisi pemberontakan dalam diri perempuan.Kata kunci: Film Animasi, Disney Princess, Representasi, Feminisme, Feminitas, Ketidaksetaraan
Pelatihan Produksi Konten Media Sosial Instagram Sebagai Media Komunikasi Organisasi di Wilayah Kecamatan Pesanggrahan Fasya Syifa Mutma; Reni Dyanasari; Naurissa Biasini
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 8 No 4 (2023): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v8i4.592

Abstract

Media sosial merupakan salah satu media yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memperoleh informasi secara cepat. Tidak jarang media sosial dari sebuah organisasi menjadi rujukan untuk memperoleh informasi terkait. Sebagai contoh informasi kebakaran di suatu wilayah diperoleh pada akun Instagram pemadam kebakaran setempat. Oleh akrena itu, pengelolaan media sosial organisasi perlu mendapat perhatian agar masyarakat memperoleh informasi yang dibutuhkan. Kecamatan Pesanggrahan memiliki relasi dengan berbagai organisasi di sekitarnnya yang memiliki target audiens tertentu. Audiens tersebut sering kali mencari informasi melalui media sosial. Tim pengabdi membuat pelatihan konten media sosial dengan fokus pada salah satu media yang saat ini digemari masyarakat yaitu Instagram. Fokus pelatihan ini adalah merancang sebuah pesan yang tepat untuk target audiens tertentu, dengan menggunakan visual dan narasi yang menarik. Tidak hanya pemaparan materi, peserta juga dilatih agar dapat menggunakan alat bantu untuk memproduksi konten. Hasilnya terdapat peningkatan pemahaman dari admin media sosial pada organisasi di wilayah Kecamatan Pesanggrahan. Setelah pelatihan, tim pengabdi juga melakukan pendampingan agar praktik yang dilakukan oleh peserta kegiatan dapat lebih maksimal. Kegiatan ini dapat membantu tim pengurus media sosial organisasi untuk memperbarui skill & knowledge serta memperoleh masukan dari pihak eksternal terkait konten media sosial yang telah berjalan saat ini. Social media is one of the media used by the public to obtain information quickly. Not infrequently, social media from an organization becomes a reference for obtaining related information. For example, information on fires in an area is obtained from the Instagram account of the local fire department. For this reason, the management of organizational social media needs attention so that the public can obtain the information they need. Pesanggrahan District has relationships with various organizations around it that have a specific target audience. These audiences often seek information through social media. The service team created social media content training with a focus on one of the media that is currently popular with the public, namely Instagram. The focus of this training is to design a message that is right for a certain target audience, using attractive visuals and narratives. Not only material presentation, participants were also trained to be able to use tools to produce content. The result is an increase in understanding from social media admins in organizations in the Pesanggrahan District area. After the training, the service team also provides assistance so that the practices carried out by activity participants can be maximized. This activity can help the organization's social media management team to update skills & knowledge and obtain input from external parties regarding social media content that is currently running.
Form of Discrimination against Female Characters with Autism Spectrum Disorder in Korean Drama Series Extraordinary Attorney Woo Naurissa Biasini; Dita Azelia Subarman
Ultimacomm: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 15 No 2 (2023): Ultimacomm
Publisher : Universitas Multimedia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31937/ultimacomm.v15i2.3503

Abstract

The drama series Extraordinary Attorney Woo is a Korean drama that portrays the life of a lawyer with an autism spectrum disorder. This drama series has sparked controversy among the public due to its portrayal of individuals with autism being deemed unrealistic. Discrimination occurs because society perceives individuals with autism as needing care and being deemed useless in society. These forms of discrimination are analyzed based on the Villines discrimination model, which consists of hostile ableism, benevolent ableism, and ambivalent ableism. This research aims to understand the forms of discrimination against female characters with autism spectrum disorder in the drama series. This research adopts a post-positivist paradigm with a qualitative approach. The results of this study show that almost three-quarters of the total episodes depict various forms of discrimination, including hostile ableism, benevolent ableism, and ambivalent ableism. These findings align with the director Yoo In Shik's intention in creating the extraordinary attorney woo drama series, which is to portray the societal reality towards individuals with autism spectrum disorder, who are considered in need of care or even deemed useless in society. These findings imply that the depicted forms of discrimination are the director's efforts to provide understanding to the public regarding the existence of discrimination against individuals with autism spectrum disorder within the context of the main character's profession as a lawyer.
PENGARUH INTENSITAS MENONTON POSTINGAN INSTASTORY SELEBGRAM TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF FOLLOWERS AKTIF (Studi Kasus Pada Akun Instagram X) Farisha, Nur; Biasini, Naurissa
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 9 No. 1 (2025): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v9i1.4253.2025

Abstract

Fenomena selebgram yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat di Indonesia menuai kontroversi, di mana selebgram yang mempublikasikan gaya hidup mewah mereka ke media sosial Instagram dan dilihat oleh masyarakat membuat keinginan masyarakat untuk memiliki barang atau hidup sesuai dengan gaya selebgram yang diidolakannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas menonton unggahan Instastory selebgram terhadap perilaku konsumtif followers aktif. Populasi dalam penelitian ini adalah followers aktif Instagram selebgram X berjumlah 434.000 orang; menggunakan rumus Taro Yamane diperoleh sampel sebanyak 400 orang. Teknik penarikan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, dan teknik analisis data menggunakan analisis statistik regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh intensitas menonton unggahan Instastory Instagram Xterhadap perilaku konsumtif positif dan lemah. Meskipun demikian, pengaruh intensitas menonton unggahan Instastory selebgram X terhadap perilaku konsumtif dapat dikatakan signifikan. Hal ini dibuktikan dari nilai t hitung (8.612) > t tabel (1.960). Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat teruji kebenarannya. Hal ini menandakan bahwa teori Kultivasi yang digunakan dalam penelitian ini membuktikan intensitas menonton mampu memperkuat persepsi khalayak terhadap realitas sosial. Semakin banyak waktu seseorang dihabiskan untuk menonton konten unggahan Instagram selebgram, maka seseorang semakin menganggap bahwa realitas sosial sama dengan yang digambarkan.
Form of Discrimination against Female Characters with Autism Spectrum Disorder in Korean Drama Series Extraordinary Attorney Woo: Qualitative Content Analysis of The Character Woo Young Woo In The Drama Series Extraordinary Attorney Woo Biasini, Naurissa; Subarman, Dita Azelia
ULTIMA Comm Vol 15 No 2 (2023): Ultimacomm
Publisher : Universitas Multimedia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31937/ultimacomm.v15i2.3503

Abstract

The drama series Extraordinary Attorney Woo is a Korean drama that portrays the life of a lawyer with an autism spectrum disorder. This drama series has sparked controversy among the public due to its portrayal of individuals with autism being deemed unrealistic. Discrimination occurs because society perceives individuals with autism as needing care and being deemed useless in society. These forms of discrimination are analyzed based on the Villines discrimination model, which consists of hostile ableism, benevolent ableism, and ambivalent ableism. This research aims to understand the forms of discrimination against female characters with autism spectrum disorder in the drama series. This research adopts a post-positivist paradigm with a qualitative approach. The results of this study show that almost three-quarters of the total episodes depict various forms of discrimination, including hostile ableism, benevolent ableism, and ambivalent ableism. These findings align with the director Yoo In Shik's intention in creating the extraordinary attorney woo drama series, which is to portray the societal reality towards individuals with autism spectrum disorder, who are considered in need of care or even deemed useless in society. These findings imply that the depicted forms of discrimination are the director's efforts to provide understanding to the public regarding the existence of discrimination against individuals with autism spectrum disorder within the context of the main character's profession as a lawyer.