Ekstrak mangrove mengandung senyawa metabolit sekunder yang digunakan untuk pembuatan obat dan kosmetik. Pembuatan ekstrak mangrove telah dilakukan dengan proses maserasi dan evaporasi. Proses maserasi dilakukan dengan merendam serbuk daun mangrove Rhizophora Apiculata dalam dua jenis pelarut yaitu metanol dan N-Heksan. Larutan maserasi kemudian di evaporasi pada suhu 60 oC sehingga menghasilkan ekstrak berbentuk pasta kental. Pengujian kualitatif senyawa metabolit sekunder pada ekstrak dilakukan dengan skrining fitokimia meliputi alkaloid, terpenoid, tannin, saponin, dan flavonoid. Dari pengujian fitokimia diperoleh hasil bahwa sampel yang dimaserasi menggunakan pelarut metanol memberikan hasil yang positif pada kandungan alkaloid, saponin, dan flavonoid namun memberikan hasil negatif pada kandungan terpenoid dan tanin. Sedangkan sampel yang dimaserasi dengan menggunakan pelarut N-Heksan tidak memberikan hasil positif pada semua kandungan senyawa metabolit sekunder. Pada penelitian ini dapat dinyatakan bahwa metanol mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam menyerap senyawa metabolit sekunder dalam ekstrak mangrove Rhizophora Apiculata jika dibandingkan dengan N-Heksan pada kondisi operasi yang sama. Sehingga dapat dijadikan acuan dalam menyiapkan sampel ekstrak mangrove Rhizophora Apiculata dengan pelarut metanol untuk kegiatan praktikum dan penelitian di bidang Bioteknologi Laut