Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Pemasaran Pinang Iris Di Nagari Batu Payung Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota Isbat, Nopi; Nasrul, Wedy; Putra, Teguh Haria Aditia
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Vol 19 No. 02 APRIL 2025
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v19i2.6598

Abstract

Pinang iris adalah biji pinang muda yang sudah dikupas dan dilakukan pengirisan dengan bentuk seperti koin, yang kemudian dilakukan pengeringan dengan menggunakan cahaya matahari dengan tingkat kekeringan pinang iris saat dibolak balik menggunakan tangan sudah berbunyi dengan kadar air sebesar 5% sampai 9% yang menandakan pinang iris sudah kering. Pinang iris dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai makanan pelengkap di acara adat, sebagai minuman yang disedu dan sebagai rempah-rempah yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat bagian timur indonesia seperti Kupang, Papua, dan juga sebagai rempah-rempah ekspor. Penelitian ini memiliki tujuan untuk (1)Menganalisis dan mengetahui fungsi pemasaran dan lembaga pemasaran apa saja yang terlibat dalam pemasaran pinang iris, (2) menganalisis saluran pemasaran pinang iris, (3) menganalisis margin pemasaran pinang iris, (4) menganalis efesiensi pemasaran pinang iris. Metode pengambilan sampel produsen, dan lembaga pemasaran pinang iris menggunakan metode purposive sample. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa, : (1) terdapat tiga saluran pe masaran pinang di Kenagarian Batu Payung Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota  . Saluran I yaitu Produsen – Pedagang pengempul- pedagang besar dalam provinsi- pedagang besar luar provinsi, saluran Pemasaran II yaitu Produsen –Pedagang besar dalam provinsi – Pedagang besar luar provinsi, dan saluran pemasaran III yaitu Produsen  – Pedagang besar luar provinsi. (2) efisiensi pemasaran pinang iris di Kenagarian Batu Payung Kecamatan Lareh Sago Halaban, saluran 3 dimana merupakan saluran yang membawa produsen kepada pedagang besar luar provinsi lebih efisien secara farmer share’s yang di dapatkan maupun harga yang diterima produsen lebih tinggi dibanding saluran I dan II meskipun pemasaran cukup jauh dan biaya yang dikeluarkan juga sedikit lebih besar dibandingkan saluran I dan II.Kata kunci: Pinang Iris, Margin, Farmer’s Share, Efisiensi Pemasaran
Analysis of the Impact of Land Cover Change in 2010-2024 on the Potential of Water Catchment Areas in the Arau Watershed Fajri, Muhammad; U, Iswandi; Barlian, Eri; Syah, Nurhasan; Putra, Teguh Haria Aditia
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 11 No 10 (2025): October
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v11i10.12002

Abstract

The purpose of this research is to analyse the potential of water catchment areas and the impact of land cover change from 2010 to 2024. The research method used is quantitative research, with a descriptive approach. The analysis technique in this study uses the maximum likelihood analysis method, in analysing the classification of land cover in 2010 and 2024, and overlay analysis in analysing the potential of natural water catchment areas, land cover changes in 2010-2024, and the index of potential water catchment areas. Based on the results of the study, it can be concluded that the Batang Arau watershed has experienced a decrease in the area of potential water catchment areas, covering an area of 1057.80 hectares with a percentage of 5.94%, although it has increased the potential of water catchment areas covering an area of 238 hectares with a percentage of 1.34%, but the increase is not proportional to the decrease that has occurred. This decrease is due to land cover change from 2010-2024, with a reduction in forest area of 5.93%, wetland agriculture 2.49%, water bodies 0.02%, and grass 0.53%. This was accompanied by an increase in built-up areas of 7.94%, mixed gardens 0.73%, fields 0.10%, natural open land 0.002%, and shrubs 0.11%, So it can be concluded that the decrease in water catchment area is due to the reduction of forest area (natural vegetation), accompanied by an increase in built-up area