Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Edukasi Kesehatan Mental Pada Remaja Putri, Nopi Anggista; Riyadi, Selianita Rahma; Juliani, Deta; Rahmawati, Nira; Sari, Eva Yulita; Yuyun, Yuyun; Hoerunnisa, Hoerunnisa; Sari, Feti Yulia; Siskarina, Aulia; Dewi, Terresia Novita; Wulandari, Septi; Yana, Putri Sheilla Septi Erda; Anggriani, Yunita; Putriani, Olif Delfia
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 2 No. 8 (2025): Juni
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/x1jr7352

Abstract

Masalah kesehatan mental yang terjadi pada remaja dapat diakibatkan oleh berbagai faktor. Perubahan biologi, psikologi dan sosial dapat menjadi faktor risiko atau menjadi faktor protektif terhadap munculnya masalah kesehatan mental pada remaja. Maka, deteksi terhadap masalah kesehatan jiwa menjadi sangat penting, sehingga sedini mungkin dapat dilakukan upaya untuk mencegah munculnya masalah kesehatan mental yang dapat berdampak terhadap kualitas hidup remaja. Berdasarkan hasil penelitian (Malfasari et al., 2020) diperoleh bahwa kondisi mental emosional remaja sebanyak 78 orang (36,1%) remaja mengalami kondisi mental emosional kategori abnormal, sebanyak 76 orang (35,2%) remaja dengan kondisi mental emosional kategori normal, dan sebanyak 62 orang (28,7%) remaja mengalami kondisi mental emosional kategori borderline. Kesehatan mental remaja dibentuk oleh interaksi kompleks dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mental secara positif atau negatif. Faktor-faktor ini dapat dikategorikan secara luas ke dalam faktor individu, sosial, lingkungan, dan struktural. Faktor genetik dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang terhadap, akses ke sumber daya seperti pendidikan, layanan kesehatan, dan aktivitas rekreasi mempengaruhi kesehatan mental, penggunaan smartphone dan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kecemasan, depresi, dan gangguan tidur. Pengalaman masa lalu seperti perundungan, kekerasan, atau pelecehan dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan mental remaja, serta peran orang tua dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional remaja,baik melalui pengaruh langsung maupun tidak langsung (Mustamu et al., 2020)(WHO, 2021).
Edukasi Gizi Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Balita Stunting di Desa Pandan Sura Kecamatan Sukoharjo Putri, Nopi Anggista; Fitriana; Sheilla, Putri; Wulandari, Septi; Putriani, Olif Delfia; Rahmawati, Nira; Anggraeni, Egi; Nisrina, Zalfaa; Salwa, Akhla; Hardiana, Erni; Marshanda, Novi
Kolaborasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 4 (2025): Kolaborasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/kolaborasi.v5i4.597

Abstract

Introduction: Based on data from the Indonesian Nutritional Status Survey (SSGI) conducted by the Indonesian Ministry of Health (2022), the prevalence of stunting in Indonesia in 2022 was 21.6%. Stunting is caused by long-term and short-term factors that influence a person's nutritional status, indicating that certain healthy behaviors can influence food consumption and nutrient intake. Objective: The educational activities in this study aim to increase public understanding of nutritional eating patterns to prevent stunting. Method: This study used a descriptive method, a research technique that aims to present the characteristics of a population or phenomenon methodically and factually. The knowledge of mothers of stunted toddlers was investigated. The target of community service for this population focused on mothers experiencing stunting. Results: Based on the results of the pre-test and nutritional evaluation, the average knowledge score increased from 61% to 96.5%. After nutrition education through reading and leaflet distribution, the knowledge of all participants increased. Post-test results showed that all students were in the appropriate category, meaning they understood the material very well and were in the appropriate category with a minimum score of 76%. In short, this study shows the effectiveness of leaflet-based and interactive learning methods in improving nutritional knowledge of mothers of toddlers.