Ari Whindayati
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hambatan Konseptual dan Miskonsepsi Siswa Dalam Materi Bangun Ruang di SDN Duren Sawit 06: Tinjauan Literatur Ari Whindayati
AT-TAKLIM: Jurnal Pendidikan Multidisiplin Vol. 2 No. 5 (2025): At-Taklim: Jurnal Pendidikan Multidisiplin (Edisi Mei)
Publisher : PT. Hasba Edukasi Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71282/at-taklim.v2i5.322

Abstract

Materi bangun ruang merupakan salah satu topik geometri yang penting namun menantang dalam pembelajaran matematika di tingkat sekolah dasar, terutama karena menuntut kemampuan visualisasi spasial dan pemahaman konsep yang abstrak. Tingginya tingkat miskonsepsi dan hambatan konseptual pada siswa kelas V di SDN Duren Sawit 06, studi dan data nasional seperti AKM, mencerminkan perlunya pendekatan pembelajaran yang lebih kontekstual, visual, dan manipulatif guna meningkatkan pemahaman dan minat belajar siswa terhadap geometri. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka (library research) dengan menganalisis berbagai sumber sekunder seperti jurnal ilmiah, prosiding, dan laporan penelitian yang relevan dalam lima hingga sepuluh tahun terakhir. Melalui analisis isi terhadap literatur yang diperoleh dari basis data seperti Google Scholar, ERIC, dan ScienceDirect, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola miskonsepsi, hambatan konseptual, serta faktor penyebab kesulitan siswa dalam memahami materi bangun ruang. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas V di SDN Duren Sawit 06 mengalami berbagai hambatan konseptual dan miskonsepsi dalam mempelajari bangun ruang, yang dipengaruhi oleh kurangnya media konkret, strategi pembelajaran yang tidak kontekstual, penggunaan bahasa matematika yang tidak tepat, serta rendahnya kemampuan visualisasi spasial. Faktor-faktor ini tidak hanya menghambat pemahaman geometris, tetapi juga menurunkan minat dan hasil belajar matematika siswa secara jelas terlihat.
Studi Kualitatif tentang Kendala dan Strategi Guru SD dalam Mengevaluasi Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Discovery Ari Whindayati; Hendro Prasetyono
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 04 (2025): Volume 10 No. 04 Desember 2025 Published
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i04.34132

Abstract

ABSTRACT This study aims to explore in depth the challenges and strategies of elementary school teachers in evaluating mathematics learning through the discovery approach. The research employed a descriptive qualitative method with data collected through in-depth interviews, observations, and documentation. The participants consisted of six classroom teachers (grades I–VI), six students as supporting informants, and the principal as an additional source. Data analysis followed Miles and Huberman’s interactive model, including data reduction, display, and conclusion drawing. The findings reveal several major challenges faced by teachers in evaluating discovery-based learning, such as limited time, difficulties in designing authentic assessment instruments, varying student abilities, and large class sizes. Students also frequently experienced confusion when dealing with complex problems and required gradual guidance. On the other hand, teachers employed adaptive strategies, including project-based assessments, portfolios, discovery worksheets, and a combination of formative and summative evaluations. Additional strategies involved group-based learning, the use of concrete media, scaffolding, and simple digital tools. School support in the form of training, learning facilities, and flexibility for teachers to innovate further enhanced the effectiveness of evaluation practices. In conclusion, the success of evaluating discovery-based mathematics learning is highly influenced by teachers’ creativity in selecting appropriate strategies, institutional support, and students’ active engagement. The implications of this research are expected to contribute to the development of authentic assessment practices in elementary schools. Keywords: Discovery Learning, Learning Evaluation, Elementary Teachers ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menggali secara mendalam kendala dan strategi guru sekolah dasar dalam mengevaluasi pembelajaran matematika dengan pendekatan discovery. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian terdiri dari enam guru kelas I–VI, enam siswa sebagai narasumber pendukung, serta kepala sekolah sebagai informan tambahan. Analisis data dilakukan menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru menghadapi beberapa kendala utama dalam mengevaluasi pembelajaran berbasis discovery, antara lain keterbatasan waktu, kesulitan menyusun instrumen evaluasi autentik, perbedaan kemampuan siswa, serta jumlah siswa yang relatif banyak dalam satu kelas. Siswa juga sering mengalami kebingungan ketika menghadapi soal kompleks dan membutuhkan bimbingan bertahap. Di sisi lain, guru berupaya mengembangkan strategi adaptif seperti penggunaan penilaian berbasis proyek mini, portofolio, lembar kerja penemuan, serta kombinasi evaluasi formatif dan sumatif. Strategi lain mencakup pembelajaran berbasis kelompok, penggunaan media konkret, scaffolding, serta pemanfaatan teknologi sederhana. Dukungan sekolah dalam bentuk pelatihan, penyediaan sarana pembelajaran, serta fleksibilitas bagi guru untuk berinovasi turut memperkuat efektivitas evaluasi. Dengan demikian, penelitian ini menegaskan bahwa keberhasilan evaluasi pembelajaran matematika berbasis discovery sangat dipengaruhi oleh kreativitas guru dalam memilih strategi yang sesuai, dukungan institusi, serta keterlibatan aktif siswa. Implikasi penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan praktik evaluasi autentik di sekolah dasar. Kata Kunci: Discovery Learning, Evaluasi Pembelajaran, Guru SD
Studi Kualitatif tentang Kendala dan Strategi Guru SD dalam Mengevaluasi Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Discovery Ari Whindayati; Hendro Prasetyono
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 04 (2025): Volume 10 No. 04 Desember 2025 Published
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i04.34132

Abstract

ABSTRACT This study aims to explore in depth the challenges and strategies of elementary school teachers in evaluating mathematics learning through the discovery approach. The research employed a descriptive qualitative method with data collected through in-depth interviews, observations, and documentation. The participants consisted of six classroom teachers (grades I–VI), six students as supporting informants, and the principal as an additional source. Data analysis followed Miles and Huberman’s interactive model, including data reduction, display, and conclusion drawing. The findings reveal several major challenges faced by teachers in evaluating discovery-based learning, such as limited time, difficulties in designing authentic assessment instruments, varying student abilities, and large class sizes. Students also frequently experienced confusion when dealing with complex problems and required gradual guidance. On the other hand, teachers employed adaptive strategies, including project-based assessments, portfolios, discovery worksheets, and a combination of formative and summative evaluations. Additional strategies involved group-based learning, the use of concrete media, scaffolding, and simple digital tools. School support in the form of training, learning facilities, and flexibility for teachers to innovate further enhanced the effectiveness of evaluation practices. In conclusion, the success of evaluating discovery-based mathematics learning is highly influenced by teachers’ creativity in selecting appropriate strategies, institutional support, and students’ active engagement. The implications of this research are expected to contribute to the development of authentic assessment practices in elementary schools. Keywords: Discovery Learning, Learning Evaluation, Elementary Teachers ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menggali secara mendalam kendala dan strategi guru sekolah dasar dalam mengevaluasi pembelajaran matematika dengan pendekatan discovery. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian terdiri dari enam guru kelas I–VI, enam siswa sebagai narasumber pendukung, serta kepala sekolah sebagai informan tambahan. Analisis data dilakukan menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru menghadapi beberapa kendala utama dalam mengevaluasi pembelajaran berbasis discovery, antara lain keterbatasan waktu, kesulitan menyusun instrumen evaluasi autentik, perbedaan kemampuan siswa, serta jumlah siswa yang relatif banyak dalam satu kelas. Siswa juga sering mengalami kebingungan ketika menghadapi soal kompleks dan membutuhkan bimbingan bertahap. Di sisi lain, guru berupaya mengembangkan strategi adaptif seperti penggunaan penilaian berbasis proyek mini, portofolio, lembar kerja penemuan, serta kombinasi evaluasi formatif dan sumatif. Strategi lain mencakup pembelajaran berbasis kelompok, penggunaan media konkret, scaffolding, serta pemanfaatan teknologi sederhana. Dukungan sekolah dalam bentuk pelatihan, penyediaan sarana pembelajaran, serta fleksibilitas bagi guru untuk berinovasi turut memperkuat efektivitas evaluasi. Dengan demikian, penelitian ini menegaskan bahwa keberhasilan evaluasi pembelajaran matematika berbasis discovery sangat dipengaruhi oleh kreativitas guru dalam memilih strategi yang sesuai, dukungan institusi, serta keterlibatan aktif siswa. Implikasi penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan praktik evaluasi autentik di sekolah dasar. Kata Kunci: Discovery Learning, Evaluasi Pembelajaran, Guru SD
PEMETAAN MODEL PEMBELAJARAN YANG TEPAT SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN DI JAKARTA TIMUR Julinda Siregar; Muhammad Noor.; Ari Whindayati; Yusmaini, Siti Fatimah; Siti Fatimah; Dwi Handayani
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 04 (2025): Volume 10 No. 04 Desember 2025 Build
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i04.34440

Abstract

This study aims to map the appropriate learning models as a support for effective learning processes in secondary schools. A qualitative approach was employed with purposive sampling, involving teachers, the principal, curriculum coordinators, and students, to obtain data from the perspectives of implementers, managers, and recipients of learning. Data collection techniques included semi-structured in-depth interviews and participatory observations, while data analysis was conducted using thematic analysis encompassing transcription, coding, categorization, and triangulation to ensure credibility. The results indicate that the selection and suitability of learning models, such as group discussions, project-based learning, and Problem-Based Learning (PBL), significantly influence learning effectiveness, as they are tailored to student characteristics, learning materials, and curriculum objectives. The appropriate application of these models enhances motivation, active participation, creativity, critical thinking skills, and academic achievement. Key challenges in implementation include student ability differences, time constraints, and media readiness, which can be addressed through school support, including teacher training, facilities, and gradual guidance. Collaboration among teachers, curriculum coordinators, and the principal is crucial for optimizing learning models and comprehensively developing student potential. This study provides implications for developing effective and innovative learning practices.
Penguatan Kompetensi Abad 21 dalam Pembelajaran di Era Digital: Tantangan dan Strategi Pendidik Indonesia Ari Whindayati; Rosynanda Nur Fauziah; Siti Fatimah; Yusmaini; Dwi Handayani
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 04 (2025): Volume 10 No. 04 Desember 2025 Build
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i04.35543

Abstract

Perkembangan teknologi digital yang pesat telah mengubah paradigma pendidikan global dan menuntut pendidik untuk menguasai keterampilan abad ke-21, yaitu berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas (4C). Dalam konteks pendidikan Indonesia, kebijakan Kurikulum Merdeka dan Profil Pelajar Pancasila mendorong guru untuk mengintegrasikan keterampilan tersebut dalam pembelajaran digital. Namun, praktik di lapangan menunjukkan bahwa implementasinya masih menghadapi berbagai kendala. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan kompetensi abad ke-21 dalam pembelajaran berbasis digital di kalangan guru di Jakarta, dengan fokus pada tingkat pemahaman guru, tantangan yang dihadapi, serta strategi adaptif yang diterapkan. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, dan studi dokumentasi pada guru-guru sekolah menengah yang menerapkan Kurikulum Merdeka dan teknologi digital dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru telah memahami secara konseptual pentingnya keterampilan 4C dalam pembelajaran abad ke-21, tetapi penerapannya di kelas masih belum optimal. Tantangan utama meliputi keterbatasan literasi digital dan pedagogik guru, beban administratif yang tinggi, serta ketimpangan infrastruktur teknologi antar sekolah. Meskipun demikian, guru menunjukkan upaya adaptif melalui pemanfaatan media digital interaktif (seperti Google Classroom, Padlet, dan Kahoot), penerapan pembelajaran berbasis proyek, serta keterlibatan dalam komunitas belajar profesional dan pelatihan daring. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penguatan kompetensi abad ke-21 memerlukan dukungan sistemik yang mencakup peningkatan kapasitas guru, penyediaan sarana dan prasarana digital yang memadai, serta kebijakan pendidikan berkelanjutan yang mendorong inovasi dan refleksi profesional di lingkungan sekolah. Hasil penelitian ini menegaskan pentingnya kolaborasi antara guru, sekolah, dan pembuat kebijakan dalam membangun ekosistem pembelajaran digital yang adaptif, kolaboratif, dan berorientasi masa depan.