penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kebutuhan pengembangan sumber belajar berbasis traditional behavior sebagai bagian dari eduwisata dalam pembelajaran sains. Sebanyak 109 mahasiswa dan 8 orang dosen jurusan MIPA terlibat sebagai responden pada penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi pelaksanaan pembelajaran, analisis keterampilan inkuiri dan penyebaran kuesioner untuk mengetahui persepsi keberlanjutan mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran sains telah menggunakan model pembelajaran dan sumber belajar yang inovatif dan terintegrasi dengan proses penyelidikan. Namun, beberapa aspek belum tampak dalam proses pembelajaran seperti memuat aspek keberlanjutan, integrasi dengan traditional behavior, dan menerapkan konsep eduwisata untuk memperlihatkan langsung kepada mahasiswa. Selain itu, keterampilan inkuiri belum menjadi indicator keberhasilan belajar yang diukur di akhir perkuliahan. Sejalan dengan hasil observasi, analisis keterampilan inkuiri mahasiswa belum menunjukkan nilai yang memuaskan Dimana hanya 4,59% mahasiswa dengan keterampilan inkuiri yang tinggi, sedangkan sisanya masuk kategori cukup dan rendah. Sub-keterampilan yang memiliki skor terendah ditemukan pada analisis data, mengembangkan hipotesis, dan interpretasi masalah yang terindikasi disebabkan oleh pengetahuan dan keterampilan awal yang rendah. Pengukuran persepsi mahasiswa terkait dengan keberlanjutan juga sejalan dengan hasil observasi sebelumnya. Dimensi pengetahuan terindikasi masih rendah namun sikap, perilaku, dan keinginan bertindak sudah menunjukkan persepsi yang cukup positif. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan perlunya pengembangan sumber belajar yang dapat mendukung keberlanjutan melalui traditional behavior.