Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KOLABORASI DAN EKOSISTEM INOVASI UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH BERKELANJUTAN: REFLEKSI DAN RELEVANSINYA BAGI PROVINSI GORONTALO Arifin, Ratih; Ahmad, Akristianto; Stevani Priyatno, Ilvana; Tahir, Hartati; Liputo, Isti Retno; Ihza Disastra, Yusril
Publik: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi dan Pelayanan Publik Vol. 12 No. 1 (2025): Publik: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi, dan Pelayanan Publ
Publisher : Universitas Bina Taruna Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37606/publik.v12i1.1825

Abstract

ABSTRAK Artikel ini bertujuan untuk merefleksikan peran kolaborasi multi-aktor serta pentingnya ekosistem inovasi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Provinsi Gorontalo. Melalui analisis kualitatif terhadap data sekunder dan temuan lapangan dari program kolaboratif di wilayah Gorontalo, diperoleh gambaran bahwa sinergi antara pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat sipil (pendekatan quadruple helix) menjadi landasan utama dalam mendorong inovasi lokal yang kontekstual dan berkelanjutan. Hasil studi menunjukkan bahwa Provinsi Gorontalo memiliki potensi besar dalam pengembangan inovasi berbasis potensi daerah, namun masih menghadapi tantangan dalam penguatan kapasitas kelembagaan, keberlanjutan program, dan konsistensi kebijakan. Artikel ini merekomendasikan perlunya penguatan jejaring kolaboratif, dukungan regulasi yang fleksibel, serta investasi pada sumber daya manusia lokal guna mempercepat terciptanya ekosistem inovasi yang tangguh dan inklusif. Temuan ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam penyusunan strategi pembangunan berbasis inovasi di daerah-daerah berkembang lainnya di Indonesia. Kata kunci: kolaborasi, ekosistem inovasi, pembangunan berkelanjutan,
Desa Hulawa Menuju Zero Stunting: Penyuluhan Pencegahan Stunting Kepada Ibu Hamil Dan Balita Tahir, Hartati; Alinti, Irawati; Latief, Yenni; Mohammad, Irfan; Sunge, Arman
Prioritas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 02 (2025): EDISI SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Harapan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting didefinisikan sebagai persentase anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus dua (<-2) dan minus tiga (-3) stunting kronis diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO. Angka stunting di Provinsi Gorontalo menunjukkan tren penurunan sepanjang tahun 2007 (39,9%), tahun 2013 (38,92%) dan sampai dengan tahun 2018 (32,5%) berdasarkan hasil Riskesdas. Memasuki tahun 2019  angka stunting kembali meningkat yakni (34,89%) hasil SSGBI 2019. Survei status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 dan tahun 2022 mencatat terjadi tren penurunan stunting (23,8%) dari tahun sebelumnya (29%) atau turun 5,2%. Hasil SKI tahun 2023 angka stunting di Provinsi Gorontalo kembali meningkat dari (23,8%) menjadi 26,9% atau naik (3,1%). Desa Hulawa sebagai salah satu desa di Kabupaten Gorontalo juga menghadapi tantangan serupa, di mana Faktor yang menjadi penyebab utama dari balita stunting asupan nutrisi yang tidak optimal dan kebutuhan nutrisi yang meningkat akibat penyakit atau karena infeksi dan sakit yang berulang. Stunting bisa dicegah secara dini jika penderita masih berusia dibawah dua tahun. Faktor determinan termasuk Pola asuh : Kurangnya pengetahuan dan praktik   pengasuhan yang baik, Sanitasi : Akses sanitasi yang buruk dan kebersihan lingkungan yang rendah, Asupan Gizi : Kekurangan gizi pada ibu hamil dan balita, dan Layanan Kesehatan : Terbatasnya akses dan kualitas layanan  kesehatan.. Metode yang digunakan meliputi sosialisasi, diskusi kelompok, pelatihan, serta pendampingan masyarakat dengan pendekatan partisipatif. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai Pentingnya pencegahan stunting, keterlibatan aktif tokoh agama, kader PKK, dan pemuda dalam merancang langkah pencegahan, serta komitmen pemerintah desa untuk mengintegrasikan isu pencegahan stunting dalam kebijakan pembangunan desa. Kesimpulannya, kegiatan ini berhasil memperkuat kesadaran kolektif warga dan membangun dasar bagi terwujudnya Desa Hulawa sebagai desa sehat zero stunting. Keberhasilan ini menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Inovasi Program Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Melalui Retribusi Pelayanan Kesehatan Di UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Gorontalo Tahir, Hartati; Rachman, Ellys; Van Gobel, Lisda; Malini Ganapathy
Solo International Collaboration and Publication of Social Sciences and Humanities Vol. 3 No. 03 (2025): Main Thema: Integration of Universal Values in the Dynamics of Social Sciences
Publisher : Walidem Institute and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61455/sicopus.v3i03.428

Abstract

Objective: This study aims to analyze the contribution of the Regional Health Laboratory (Labkesda) of Gorontalo Province in increasing Regional Original Revenue (ROR) through service innovation and better management. Theoretical framework: The theoretical framework used includes public service innovation, communication in promotion, and management of resources, facilities, and budgets that affect the performance of Labkesda. Literature review: A literature review examines the role of ROR in regional funding and the challenges faced in increasing its contribution through the health sector. Methods: The method used is qualitative descriptive with data collection through observation, interviews, and documentation. Results: The results of the study show that despite several service innovations such as home care and telephone consultation, Labkesda's contribution to ROR is still limited. Socialization strategies through social media and cooperation between agencies are also not effective because communication tends to be one-way. The main obstacles include limited human resources, infrastructure, budget, and competition with private laboratories. Implications: strengthening service innovation, more creative promotion, and improvements in management to increase Labkesda's contribution to ROR, as well as strengthening its role as a modern and competitive health service provider. Novelty: This research also offers new insights into the gap between the concept of public service innovation and its implementation in the field, as well as provides an overview of the factors that hinder the optimal contribution of Labkesda to ROR.