Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh reflective journaling terhadap keterlibatan dan motivasi belajar mahasiswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat perguruan tinggi. Reflective journaling merupakan strategi pedagogis yang mendorong peserta didik untuk secara sadar merefleksikan pengalaman belajarnya, mengidentifikasi tantangan, serta merumuskan strategi perbaikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dan korelasional dengan melibatkan 21 mahasiswa program sarjana yang mengikuti mata kuliah Bahasa Inggris. Data dikumpulkan melalui kuesioner skala Likert yang mengukur tiga dimensi utama: keterlibatan mahasiswa, motivasi belajar, dan persepsi manfaat reflective journaling. Hasil deskriptif menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki tingkat keterlibatan yang tinggi serta motivasi dan apresiasi yang cukup tinggi terhadap reflective journaling. Analisis korelasi Pearson menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara persepsi manfaat reflective journaling dan keterlibatan mahasiswa (r = 0,158; p = 0,495), namun terdapat hubungan yang kuat dan signifikan dengan motivasi belajar (r = 0,629; p = 0,002). Analisis regresi linier memperkuat temuan ini, di mana persepsi manfaat reflective journaling secara signifikan memprediksi motivasi belajar (β = 0,466; p = 0,002), dengan kontribusi sebesar 39,6% terhadap variabel motivasi. Sementara itu, uji t dua sampel independen menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam motivasi antara mahasiswa dengan persepsi manfaat tinggi dan rendah (p = 0,083). Temuan ini menunjukkan bahwa reflective journaling merupakan strategi yang efektif dalam meningkatkan motivasi belajar, khususnya dalam membangun regulasi diri dan motivasi intrinsik. Namun, pengaruhnya terhadap keterlibatan mahasiswa masih terbatas, kecuali jika dikombinasikan dengan metode pembelajaran yang partisipatif dan interaktif. Oleh karena itu, disarankan agar reflective journaling diintegrasikan ke dalam kerangka pembelajaran aktif untuk mengoptimalkan hasil belajar secara afektif maupun perilaku.