Yulianto
Poltekkes Kemenkes Makassar

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

IMPLEMENTASI PEMBERIAN TERAPI KOMPLEMENTER MADU TERHADAP DIARE PADA ANAK (1-5 TAHUN) DI RS ISLAM FAISAL MAKASSAR: Implementation of Complementary Honey Therapy for Diarrhea in Children (1-5 Years) at Faisal Islamic Hospital Makassar Ruslan Hasani; Simunati; Sri Maharani; Yulianto; Ningsih Jaya
Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar Vol 15 No 2 (2024): Media Keperawatan: Poltekkes Kemenkes Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diare adalah suatu kondisi dimana frekuensi BAB yang meningkat yaitu lebih 3× dalam sehari sehingga terjadi peradangan, mual muntah atau bahkan infeksi pada saluran pencernaan yang menyebabkan feses menjadi cair. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui implementasi pemberian terapi komplementer madu pada anak (1-5 Tahun) yang mengalami diare di RS Islam Faisal Makassar. Metode Penelitian : Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Pada penelitian ini terdapat 2 responden, responden I yaitu anak berusia 2 tahun dengan jenis kelamin parempuan dan responden II anak berusia 2 tahun dengan jenis kelamin perempuan. Hasil Penelitian : Hasil penelitian yang dilakukan selama 5 hari dengan pemberian 3× sehari (Pukul 07.00, 14.00, dan 19.00) pada masing-masing responden. Pada responden I frekuensi BAB sebelum diberikan pemberian madu yaitu 7× dengan konsistensi feses tipe 6 (permukaan halus, mudah cair dan sangat mudah dikeluarkan) dan setelah diberikan madu menjadi 2× dengan konsistensi feses tipe 4 (mirip sosis, atau ular, empuk dan halus). Pada responden II frekuensi BAB sebelum diberikan madu yaitu 5× dengan konsistensi feses tipe 6 (permukaan halus, mudah cair dan sangat mudah dikeluarkan) dan sesudah diberikan madu menjadi 2× dengan konsistensi feses tipe 4 (mirip sosis atau ular, empuk dan halus). Kesimpulan : Sehingga pemberian madu dapat menurunkan frekuensi BAB pada anak yang mengalami diare
EFEKTIVITAS TERAPI INHALASI UAP MINYAK KAYU PUTIH PADA ANAK DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS GALESONG KABUPATEN TAKALAR: Effectiveness Of Eucabian Oil Steam Inhalation Therapy On Children With Acute Respiratory Infection At Galesong Community Health Center Area, Takalar Regency Hartati; Ruslan Hasani; Azzah Atifah; Hady J Abd; Yulianto
Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar Vol 15 No 2 (2024): Media Keperawatan: Poltekkes Kemenkes Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang saluran pernafasan, dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) beserta organ seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Pribadi, Novikasari, and Amelia 2021). Inhalasi uap minyak kayu putih telah terbukti dapat membantu mengurangi hidung tersumbat, meningkatkan kenyamanan saat bernafas, serta mengencerkan sekret sehingga mudah untuk dikeluarkan, selain itu, penggunaan uap minyak kayu putih juga membantu menjaga kelembaban selaput lendir di saluran pernafasan (Mubarak 2019). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui respon pasien setelah menjalani proses Terapi Inhalasi Uap Minyak Kayu Putih. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian menggunakan studi kasus yaitu menggambarkan proses keperawatan dengan menerapkan Terapi Uap air panas dan Minyak Kayu Putih dengan alat ukur lembar ceklis. Sampel pada penelitian ini adalah anak dengan Infeksi Saluran Pernapas Akut (AKUT) berjumlah 5 orang. Penelitian ini dilakukan selama 3 hari pada tanggal 29-31 Mei 2024. Pemberian terapi inhalasi ini dilakukan selama 10-15 menit setiap anak.. Didapatkan hasil setelah dilakukan Terapi Inhalasi Uap Minyak Kayu Putih bahwa dari kelima responden semuanya memiliki respon yang baik seperti batuk reda, flu reda, sesak nafas hilang, rhinitis hilang, suara nafas ronchi hilang serta frekuensi nafas menjadi normal. Kesimpulan pada penelitian ini adalah terapi inhalasi uap minyak kayu putih efektif dalam mengurangi gejala ISPA seperti frekuensi nafas, penurunan intensitas batuk, flu dan rhinitis.
IMPLEMENTASI TERAPI NEBULIZER PADA PASIEN DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS DI INSTALASI GAWAT DARURAT Dyah Ekowatiningsih; Mardiana Mustafa; Heriansyah Heriansyah; Yulianto
Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16 No 1 (2025): Media Keperawatan: Poltekkes Kemenkes Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v16i1.1488

Abstract

Pendahuluan : Asma bronkial merupakan penyakit inflamasi kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan sesak napas, batuk, dan mengi. Pasien dengan asma sering mengalami ketidakefektifan bersihan jalan napas, yang dapat memperburuk kondisi dan meningkatkan risiko kegawatan. Terapi nebulizer menjadi salah satu intervensi yang digunakan untuk mengatasi gejala tersebut. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi terapi nebulizer pada pasien dengan asma bronkial yang mengalami gangguan bersihan jalan napas di instalasi gawat darurat. Metode : Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus, melibatkan enam responden yang mendapatkan terapi nebulizer. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi nebulizer memberikan dampak positif berupa penurunan frekuensi napas dan suara mengi, peningkatan saturasi oksigen, serta peningkatan kemampuan bersihan jalan napas, meskipun dalam beberapa kasus masih memerlukan intervensi tambahan seperti terapi fisioterapi dada dan oksigen nasal kanul. Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa terapi nebulizer efektif dalam meredakan gejala asma bronkial dan sebagian besar dapat membantu mengatasi ketidakefektifan bersihan jalan napas.