Menurut WHO, 91% populasi dunia tinggal di tempat-tempat di mana level pedoman kualitas udara WHO tidak terpenuhi. Lebih dari 90% kematian akibat kualitas udara yang buruk terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di Asia dan Afrika. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan dalam ruangan terhadap karyawan RSIA Pasutri Bogor dalam hubungannya dengan gangguan kesehatan yang bekerja di dalamnya untuk mengetahui apakah fenomena "Sick Building Syndrome” dialami oleh karyawan RSIA Pasutri Bogor. Penelitian ini menggunakan disain studi cross-sectional, yaitu penelitian dengan jenis kuantitatif observasional. Populasi penelitian ini adalah 157 orang. Sampel adalah sebagain yang ciri-cirinya diselidikki atau di ukur. Sampel penelitian ini adalah sebagaian karyawan tetap di gedung RSIA Pasutri Bogor yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini berjumlah 62 orang. Data penelitian yang diperoleh adalah data primer dan sekunder yang dianalisis menggunakan Uji Chi-Square. Hasil penelitian jumlah 62 karyawan yang lebih besar karyawan berisiko SBS 66,1% dinamdingkan karyawan yang tidak berisiko SBS 33,9%. Variabel hubungan signifikan adalah kelembaban (p=0,002), pencahayaan (p=0,001), riwayat alergi (p=0,003), lama Penggunaan Komputer (p=0,000), lama bekerja (p=0,000), kebersihan ruang dan bangunan (p=0,000), ruangan ber-ac (p=0,001), Maintenance (p=0,000). Sedangkan variabel yang tidak hubungan signifikan adalah suhu (p=0,022 ), usia (p=0,017), dan jenis kelamin (p=0,013). 0,013. Disarankan kepada RSIA Pasutri Bogor Melakukan pemeriksaan bekala minimal 1 tahun sekali untuk mengetahui gangguan kesehatan awal sedini mungkin untuk pencegahan, memperhatikan design bangunan gedung atau lingkungan kerja secara berkala.