Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMODELAN KADASTER DALAM TIGA DIMENSI UNTUK PENAKSIRAN NILAI JUAL OBYEK PAJAK (NJOP) SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN Mahendra , Yudo; Yuwono , Yuwono; Cahyono, Agung Budi
GEOID Vol. 5 No. 1 (2009)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v5i1.1288

Abstract

Penerimaan Negara di sektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah wajib pajak yang memiliki hak atas obyek pajak. Maka peran serta Pemerintah untuk mengoptimalkan penerimaan tersebut harus membangun infrastruktur dan jaringan data spasial melalui instansi Pemerintah yang berkompeten dalam pengumpulan data yang berkaitan dengan sektor PBB. Penelitian ini pada dasarnya menggunakan konsep visualisasi sederhana dari data spasial mengenai obyek pajak dari instansi yang terkait untuk dapat dibuat gambaran mengenai kondisi obyek pajak atas prinsip bahwa suatu pengambilan atau penarikan biaya dari masyarakat yang berkaitan dengan suatu pelayanan, harus memenuhi aspek rasional, obyektif, proporsional dan ada landasan hukumnya. Hasil yang diperoleh dari sampel penelitian menunjukkan adanya ketidaksesuaian kondisi obyek pajak dengan pajak yang tertanggung. Penelitian ini hanya sebuah wacana untuk memberikan gambaran umum mengenai perlunya suatu hubungan yang terpadu antar instansi Pemerintah dalam hal peran serta pembangunan infrasrtuktur data spasial dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan.
ANALISA PETA LINGKUNGAN PANTAI INDONESIA (LPI) DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS BERDASARKAN PADA SNI 19-6726-2002 Stephanindra, Pristantrina; Yuwono , Yuwono
GEOID Vol. 5 No. 2 (2010)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v5i2.1302

Abstract

Peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) merupakan peta yang menggambarkan tentang daerah-daerah lingkungan pantai yang ada di Indonesia. Peta sebagai sarana informasi untuk masyarakat harus mempunyai kemampuan memberikan data dan informasi permukaan bumi secara dinamis, selain itu peta harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, menarik, mudah dipahami dan dimengerti oleh semua pihak. Semua jenis peta harus dibuat sesuai dengan standar nasional dan ketentuan yang berlaku serta memperhatikan aspek-aspek kartografis sehingga peta yang beredar di masyarakat akan seragam dan tidak menimbulkan kerancuan. Dalam penyusunan penelitian ini dilakukan analisa aspek kartografis dan aspek geodetis dengan cara membandingkan unsur-unsur kartografis dan geodetis dalam peta LPI Selat Madura dan Probolinggo dengan ketentuan yang terdapat pada SNI 19-6726-2002 terbitan BSN (Badan Standardisasi Nasional). Hasil analisa Penelitian ini yaitu peta LPI Selat Madura maupun peta LPI Probolinggo yang dikeluarkan oleh BAKOSURTANAL (Badan Koordinasi Survei Dan Pemetaan Nasional) yang bekerja sama dengan DISHIDROS (Dinas Hidro-Oseanografi) perlu ditinjau ulang dan dilakukan revisi.
PERAN KADASTER LAUT DALAM PEMECAHAN KONFLIK DI PERAIRAN STUDI KASUS: KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH Widiansyah, Arief; Yuwono , Yuwono
GEOID Vol. 6 No. 2 (2011)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v6i2.1318

Abstract

Kabupaten Rembang memiliki panjang garis pantai 63,5 Km dengan luas wilayah pesisir 355,95 km2. Dengan wilayah perairan yang luas membuat perairan di Kabupaten Rembang rentan terjadi konflik. Di Kabupaten Rembang terdapat konflik di wilayah perairan yang disebabkan oleh penggunaan trawl dan pelanggaran jalur penangkapan ikan. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi adalah dengan menggunakan kadaster laut. Dalam penelitian ini, dilakukan kompilasi dari data lokasi konflik perairan dari DKP, Polisi air, maupun Kantor Pelabuhan Rembang, kemudian dilakukan plotting data lokasi dengan peta dasar berupa Peta LPI Rembang skala 1:50000. Setelah itu dilakukan analisa, untuk menghasilkan rekomendasi penyelesaian konflik di perairan dengan kadaster laut. Rekomendasi kadaster laut untuk pemecahan permasalahan pelanggaran trawl adalah diperlukannya hak yang diberika kepada nelayan yang mencantumkan pemilik hak, syarat penetapan hak, masa berlaku hak, jenis pengawasan dan sanksi pelanggaran hak. Sedangkan rekomendasi untuk pemecahan masalah pelanggaran jalur tangkap ikan adalah adanya penegasan batas-batas wilayah jalur tangkap ikan dengan menggunakan titik-titik koordinat acuan pada sistem navigasi kapal. Dari penelitian ini juga menghasilkan peta estimasi lokasi konflik skala 1:10000
EVALUASI APLIKASI ADOBE FLASH™ UNTUK PEMBUATAN PETA DIGITAL DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS Darmawan, Adittiyo; Yuwono , Yuwono; Cahyono, Agung Budi
GEOID Vol. 9 No. 2 (2014)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v9i2.1421

Abstract

Perkembangan teknologi komputer dan perangkat lunak grafis memberi banyak kerugian dalam pembuatan serta penyajian informasi spasial berbentuk peta. Adobe Flash™ menjadi salah satu aplikasi yang digunakan oleh untuk membuat peta interaktif, seoerti yang dilakukan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan programnya Atlas Elektronik Bakosurtanal. Adobe Flash™ perlu dikaji ulang tentang kemampuannya membuat sebuah peta apakah sudah memenuhi aturan yang ada atau belum, karena dengan adanya perkembangan teknologi komputer dan fitur yang ada memungkinkan setiap orang berkreasi pada visualisasinya, sedang disisi lain, peta yang dihasilkan kehilangan kaidah kartografinya.Terdapat beberapa tahapan dalam proses pembuatan peta digital ITS ini yaitu, digitasi peta untuk memetakan bangunan bangunan baru untuk mendapatkan peta digital ITS Sukolilo terbaru berdasarkan Citra Worldview menggunakan Autocad Land Desktop 2009, kemudian pemberiaan beberapa aspek kartografis seperti pewarnaan peta, desain simbol, menggunakan Coreldraw X5, dan tahapan terakhir adalah desain tata letak dan pemberian koordinat agar peta yang dibuat sesuai dengan aturan kartografi menggunakan Adobe Flash™ CS5.Dari penelitian pembuatan peta digital ITS ini diperoleh hasil bahwa telah dibuat sebuah Peta Digital ITS 2014 dengan aplikasi pemetaan Adobe Flash™. Peta yang disajikan menggunakan Adobe Flash™ dibuat melalui beberapa proses dan software, dimulai dari penggambaran peta menggunakan Autocad Land Desktop 2009, pewarnaan dan simbolisasi menggunakan Coreldraw X5, dan tata letak serta desain peta sesuai aturan kartografis. Dari aturan yang ada desain tata letak peta digital ini sudah memenuhi keseimbangan simetris dengan judul di atas muka peta sedangkan informasi tepi terletak dibawah muka petadan dari kriteria kartografis dapat disimpulkan bahwa aplikasi Adobe Flash™ mampu membuat sebuah peta sesuai dengan aturan kartografi dengan memenuhi lima dari enam aspek penilaian kriteria karografi.
Pengembangan Objek Wisata dalam Upaya Meningkatkan Kunjungan Wisatawan (Studi Kasus: Wisata Waduk Selorejo Kabupaten Malang) Hasnaini, Hanum; Yuwono , Yuwono; Deviantari, Udiana Wahyu
GEOID Vol. 19 No. 1 (2023)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v19i1.1799

Abstract

Sektor pariwisata merupakan sektor prioritas dalam pembangunan ekonomi karena mampu untuk menambah pendapatan devisa negara, sehingga pengembangan potensi pariwisata penting untuk dilakukan. Pengembangan objek wisata pada suatu daerah pariwisata dapat bertujuan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Waduk Selorejo merupakan salah satu wisata alam Indonesia yang terletak di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Sejak tahun 2020, Waduk Selorejo telah mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan akibat adanya covid-19. Penurunan jumlah wisatawan juga disebabkan karena kurangnya penataan lingkungan fisik yang ada pada objek wisata tersebut. Untuk itu dilakukan pengembangan objek wisata untuk dapat meningkatkan minat wisatawan dalam berkunjung ke wisata Waduk Selorejo. Penelitian terkait hal tersebut dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yang mendeskripsikan pengembangan objek wisata berdasarkan luas lahan yang tersedia. Pengembangan objek wisata Waduk Selorejo juga didasarkan pada kondisi eksisting lahan, peta potensi wisata Waduk Selorejo tahun 2022, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Malang tahun 2010. Terdapat 5 objek wisata yang akan dikembangkan, yakni area outbound dengan luas 600 m2 yang dikembangkan sesuai dengan penelitian Ameilia (2018) tentang redesain kawasan outbound; bumi perkemahan dengan luas 2.500 m2 yang dikembangan berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 24 Tahun 2015 tentang Standar Usaha Bumi Perkemahan; agrowisata berupa kebun bunga terasering dan wisata petik buah yang dikembangkan berdasarkan RTRW Kabupaten Malang tahun 2010; dan tempat pemancingan dengan panjang 50 meter yang dikembangkan berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 19 Tahun 2015 tentang Standar Usaha Wisata Memancing. Rencana pengembangan objek wisata Waduk Selorejo divisualisasikan ke dalam peta rencana pengembangan yang memuat pemodelan 3-dimensi untuk setiap objek wisata yang dikembangkan.