Fita Septiana Arya
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DI SEKOLAH PENGGERAK (Studi Kasus) Pada SMPs 4 PGRI Jambi Fita Septiana Arya; Pratama, Despita; Rustam
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 14 No. 1 (2024): Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/literasi.v14i1.10339

Abstract

Siswa kini memiliki lebih banyak pilihan dengan Kurikulum Belajar Mandiri untuk menyesuaikan pendidikan mereka dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan unik mereka. Dengan mendorong siswa untuk mengejar pembelajaran sepanjang hayat dan memaksimalkan potensi individu mereka, konsep ini berupaya untuk meningkatkan standar pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari lebih lanjut dan mengumpulkan data tentang kurikulum mandiri yang digunakan oleh sekolah penggerak, khususnya di SMP 4 PGRI Jambi. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif, yang menggambarkan subjek tentang situasi dan data yang dikumpulkan melalui observasi dan investigasi. Strategi ini bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan dan mudah dipahami oleh pembaca. Tulisan ini memberikan penjelasan yang komprehensif mengenai bagaimana kurikulum mandiri diimplementasikan di sekolah mengemudi. Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa kurikulum sekolah penggerak telah diterima dan saat ini sedang digunakan, meskipun masih ada banyak masalah dan tantangan yang dihadapi. Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Motivator Studi Kasus di SMP 4 PGRI Jambi telah memberikan dampak positif yang cukup besar terhadap pertumbuhan pendidikan di wilayah tersebut. Jika kurikulum ingin berhasil, administrator sekolah dan guru Motivator harus terdorong untuk melaksanakan perbaikan. Jika ingin menetapkan kurikulum mandiri maka kepala sekolah sebagai pemimpin harus memberikan inspirasi bagi sumber daya manusia sekolah untuk melakukan perubahan.