Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kebijakan Inovatif untuk Akuakultur Berkelanjutan: Optimalisasi Peran Bivalvia dalam Pengolahan Limbah Pras, Eva Prasetiyono; Nirmala, Kukuh; Supriyono, Eddy; Sukenda; Hastuti, Yuni Puji
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 7 No 2 (2025): Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0702.1272-1276

Abstract

Pertumbuhan industri tambak udang intensif di Indonesia telah memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan. Namun tambak udang juga menimbulkan permasalahan lingkungan akibat buangan kaya nutrien seperti amonium, nitrat, ortofosfat, partikel organik dan tersuspensi. Kandungan nutrien yang tinggi dalam buangan tambak dapat memicu ledakan populasi mikroalga, menurunkan kualitas lingkungan dan terganggunya keseimbangan ekosistem perairan. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan setiap tambak udang memiliki unit pengolahan limbah sebagai bentuk pengendalian dampak lingkungan. Namun, implementasi kebijakan ini menghadapi tantangan besar terkait dengan besarnya biaya investasi dan operasional instalasi pengolahan limbah tersebut. Upaya untuk memberikan solusi alternatif yang lebih efisien dan ramah lingkungan harus dilakukan, diantaranya dengan menggunakan bivalvia. Pemanfaatan bivalvia— seperti kerang darah—dapat menjadi pendekatan biotreatment yang efektif. Bivalvia berperan sebagai filter feeder yang mampu mengasimilasi mikroalga dan partikel nutrien di dalam air. Filtrasi menggunakan kerang darah terbukti mampu menurunkan konsentrasi mikroalga dan nutrien, masing-masing sebesar 72,80% untuk mikroalga, 36,78% untuk amonia, 50,00% untuk nitrit, 78,77% untuk nitrat, dan 89,13% untuk ortofosfat.. Rekomendasi alternatif kebijakan diarahkan pada integrasi penggunaan bivalvia dalam sistem pengolahan limbah tambak, dan penyusunan pedoman teknis biotreatment yang lebih efisien sebagai bagian dari strategi pengelolaan limbah berkelanjutan. Strategi ini tidak hanya memperkuat upaya perlindungan lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi tambahan melalui produksi bivalvia sebagai komoditas konsumsi.