Pekerjaan irigasi memiliki aktifitas konstruksi yang sangat komplek sehingga mempengaruhi tingkat kecelakaan kerja. Tingkah laku dan kondisi yang tidak selamat dapat menjadi faktor penyumbang terjadinya kecelakaan kerja di samping faktor lain. Menurut para ahli IKK telah terbukti menjadi indikator untuk mengukur KK. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor IKK, mengukur KK dan membangun model hubungan faktor IKK dengan KK pada proyek irigasi di Sumatera Barat. Untuk menjawab tujuan penelitian maka digunakan metode penelitian kuantitatif, data didapat melalui kuisioner kepada semua pihak yang terlibat dalam proyek irigasi, data yang terkumpul sebanyak 255 sampel. Teknik analisis data di lakukan dengan teknik EFA. Sebelumnya dilakukan uji reliabelitas, uji kecukupan sampel, uji MSA, MO, Barlett, dan Komunalitas, kemudian untuk menentukan hubungan IKK dengan KK menggunankan model persamaan SEM via Smart PLS. Hasil penelitian menyatakan bahwa iklim keselamata kerja pada proyek pembangunan irigiasi provinsi Sumatera Barat sudah baik dengan ditandai dengan faktor-faktor keselamatan kerja tidak hanya persepsi akan tetapi juga sikap terhadap keselamatan, dari semua level jenjang pekerja, mulai dari pekerja paling bawah sampai dengan top manajemen, serta kebiasaan dan nilai-nilai yang mendorong perilaku aman, selamat, serta perilaku lapor apabila ada insiden tanpa takut mendapatkan sanksi dari pihak perusahaan juga sudah terbudaya pada proyek ini. Kegiatan safety talk/safety meeting yang secara rutin dilaksanakan di lokasi pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung oleh para pekerja mulai level paling bawah sampai dengan level top manajemen menjadikan semua pekerja mendapatkan informasi terbaru mengenai keselamatan kerja. Oleh karena itu tingkat iklim keselamatan kerja dikategorikan cukup tinggi, dan begitupun tingkat kinerja keselamatan kerja didapat juga dengan kategori cukup tinggi.