Abstract. Wounds are a condition characterized by damage to body tissue. This study was motivated by the high prevalence of wounds based on Riskesdas 2018 showing the prevalence of cuts in Indonesia at 20.1% of the population. This study aims to determine the wound healing activity of the extract and fraction of the mahkota dewa leaf extract (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) and to determine the effectiveness of the extract and fraction of mahkota dewa leaf extract on wound healing using male Swiss webster gallus mice. The method used in this test is incision induction with a length of 1.5 cm. In this study, the wound healing activity of the extract, n-hexane fraction, ethyl acetate fraction, and water fraction were tested with successive concentrations of 5%. The results showed that the extract and fraction of the extract had wound healing activity, seen based on wound closure on the 3rd to 14th day. The n-hexane fraction had the best effect on wound healing because it was detected to have metabolite compounds, namely alkaloids, flavonoids, polyphenols, quinones, and steroids. Based on statistical tests, there was a significant difference (P<0.05) against the comparison group. Abstrak. Luka merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan kerusakan pada jaringan tubuh. Penelitian dilatar belakangi oleh tingginya prevalensi luka berdasarkan Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi luka sayat di indonesia sebesar 20,1% jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Aktivitas penyembuhan luka dari ekstrak dan fraksi ekstrak daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) dan mengetahui efektivitas antara ekstrak dan fraksi ekstrak daun mahkota dewa terhadap penyembuhan luka dengan menggunakan mencit jantan galus swiss webster. Metode yang digunakan pada pengujian ini yaitu induksi sayat dengan panjang 1,5 cm. Pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas penyembuhan luka pada ekstrak, fraksi n-hexan, fraksi etil asetat, dan fraksi air dengan konsentrasi berturut-turut 5%. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dan fraksi ekstrak memiliki aktivitas penyembuhan luka, dilihat berdasarkan adanya penutupan luka pada hari ke-3 hingga hari ke-14. Adapun fraksi n-hexan memiliki efek paling baik dalam penyembuhan luka karena terdeteksi memiliki senyawa metabolit yaitu alkaloid, flavonoid, polifenol, kuinon, dan steroid. Adapun berdasarkan uji statistik terdapat perbedaan yang signifikan (P<0,05) terhadap kelompok pembanding.