Latar belakang: Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, sehingga menyebabkan anak memiliki tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya. Tujuan: untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor risiko yang berkontribusi terhadap kejadian stunting di Kabupaten Nias Barat. Metode: kuantitatif analitik dengan metode korelasional dan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, mulai dari April hingga Oktober 2024, di wilayah Kabupaten Nias Barat. Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh balita usia 24–59 bulan yang melakukan pemeriksaan di posyandu dan tercatat dalam data posyandu. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 158 balita usia 24–59 bulan. Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi dan wawancara, serta didukung oleh data sekunder dari Profil Kesehatan Kabupaten Nias Barat. Analisis data mencakup analisis univariat dan bivariat. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square, dengan memperhatikan nilai p dan Odds Ratio (OR) sebagai ukuran kekuatan hubungan antar variabel. Hasil: menunjukkan bahwa beberapa faktor berisiko terhadap kejadian stunting, antara lain: riwayat pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI), usia ibu saat hamil, jarak antar kelahiran, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, riwayat penyakit infeksi, serta status imunisasi. Simpulan: untuk meningkatkan intensitas penyuluhan kepada masyarakat, khususnya terkait pentingnya pemberian ASI eksklusif dan jenis-jenis MP-ASI yang tepat. Selain itu, perlu dilakukan sosialisasi mengenai usia ideal untuk kehamilan dan persalinan guna mencegah terjadinya stunting di masa mendatang.