Anak dengan Specific Learning Disorder (SLD) kerap menghadapi hambatan signifikan dalam membaca permulaan yang berdampak pada prestasi akademik, perkembangan sosial-emosional, dan perilaku, termasuk keterlambatan mengenali huruf, membaca kata sederhana, hingga memahami teks, sehingga diperlukan intervensi berbasis pendekatan multisensori seperti metode Orton-Gillingham yang terbukti efektif di berbagai konteks namun belum banyak diterapkan pada anak SLD di Indonesia dengan kombinasi masalah membaca dan menulis. Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas metode Orton-Gillingham dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak SD dengan SLD melalui desain eksperimen single-case teknik A-B pada satu siswa kelas 3 SD berusia sembilan tahun. Intervensi terdiri dari delapan sesi metode Orton-Gillingham dan satu sesi psikoedukasi kepada guru serta orang tua, dengan pengukuran menggunakan tes membaca berbasis Informal Reading Inventory (IRI), wawancara, observasi, studi dokumen, dan tes WISC. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan membaca di seluruh subtes, termasuk huruf kapital (76,92% menjadi 92,30%), huruf kecil (69,23% menjadi 92,30%), serta vokal rangkap (0% menjadi 100%), dengan nilai Percentage of Non-Overlapping Data (PND) sebesar 85,71% yang masuk kategori moderate effectiveness. Keterbatasan penelitian ini terletak pada jumlah subjek tunggal dan durasi intervensi yang singkat, sehingga penelitian lanjutan dengan sampel lebih besar dan periode lebih panjang diperlukan. Secara praktis, metode Orton-Gillingham dapat diintegrasikan dalam pembelajaran di sekolah dasar untuk membantu siswa SLD, dengan dukungan media multisensori di rumah maupun sekolah. Nilai kebaruan penelitian ini terletak pada perluasan penerapan metode Orton-Gillingham tidak hanya pada anak disleksia, tetapi juga pada anak SLD yang mengalami kesulitan membaca dan menulis secara bersamaan.