Sindrom metabolik ditandai oleh salah satunya kadar trigliserida tinggi yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Aktivitas fisik seperti senam merupakan upaya non-farmakologis untuk menurunkan trigliserida. Program Pengelolaan Penyakit Kronis (prolanis) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan menyediakan kegiatan senam secara rutin sebagai bagian dari upaya pengendalian penyakit kronis. Namun, efektivitas senam prolanis terhadap kadar trigliserida masih belum banyak diteliti, terutama dalam kaitannya dengan lama partisipasi senam. Untuk mengetahui ada pengaruh lama senam terhadap kadar trigliserida pada kelompok program pengelolaan penyakit kronis (prolanis) di Puskesmas Dasan Tapen. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel sebanyak 23 responden yang mengikuti senam setiap 1x setiap minggu dengan variasi lama partisipasi. Pemeriksaan trigliserida menggunakan metode enzimatik GPO-PAP, sedangkan data mengenai lama mengikuti senam diperoleh melalui kuesioner. Analisis data menggunakan uji Shapiro-Wilk, Anova, dan uji lanjutan Tukey HSD. Terdapat penurunan kadar trigliserida berdasarkan variasi lama bulan mengikuti senam. Hasil Anova menunjukkan perbedaan signifikan antar kelompok (p = 0,000 < 0,05). Kadar trigliserida tertinggi ditemukan pada bulan ke-3 yaitu 247,50 mg/dL, sedangkan kadar terendah pada bulan ke-9 yaitu 111,33 mg/dL. Lama mengikuti senam berpengaruh signifikan terhadap penurunan kadar trigliserida. Efek penurunan terlihat nyata setelah 6 bulan partisipasi rutin. Namun, faktor lain seperti pola makan, konsumsi obat-obatan, dan aktivitas fisik tambahan juga turut memengaruhi hasil.