Ayam mirah adalah ayam lokal asli dari Kabupaten Simalungun yang dikembangkan sebagai bahan makanan tradisional etnik Simalungun. Pemanfaatan teknologi Inseminasi buatan diharapkan mampu mengembangkan populasi Ayam mirah. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengaruh pengenceran semen ayam Mirah dengan level NaCl yang berbeda terhadap performa penetasan telur. Ayam yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kabupaten Simalungun dan dipelihara secara intensive sebanyak 30 ekor betina dan 7 ekor jantan berumur 8 bulan. Desain yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan, di mana setiap ulangan terdiri dari 7 butir telur. Perlakuan P0 adalah dosis pengenceran semen dengan NaCl sebesar 1:1 kemudian P1 dan P2 masing masing 1:5 dan 1:10. Betina ayam mirah di inseminasi dengan 0.1 cc semen kemudian telur yang dihasilkan dikoleksi 3 hari setelah IB pertama. Telur tetas yang memenuhi syarat di tetaskan dengan mesin tetas kemudian diinkubasi selama 21 hari. Parameter yang diukur adalah Fertilitas umur 7 hari, Daya Hidup Embrio umur 18 hari kemudian daya tetas. Hasil penetasan menunjukkan pengenceran semen dengan dosis NaCl yang berbeda berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap Daya Hidup Embrio dan Daya Tetas, sedangkan fertilitas P2 (80,9%) lebih rendah (P<0.05) dari P0 (95,2%) dan P1 (90,4%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengenceran semen ayam Mirah hingga pada dosis 1:5 tidak menurunkan kualitas penetasan telur. Kata kunci: Fertilitas, Pengenceran, NaCl, ayam kampung