Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi pariwisata berkelanjutan dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi regional di dua ekoregion strategis di Provinsi Sumatera Utara, yaitu wilayah pesisir dan pegunungan. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis dan metode komparatif kualitatif, studi ini menganalisis data sekunder dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Badan Pusat Statisktik (BPS) serta literatur ilmiah relevan selama periode 2012–2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik wilayah pesisir maupun pegunungan memiliki potensi besar dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan, namun menghadapi tantangan yang berbeda secara ekologis dan struktural. Kawasan pesisir unggul dalam ekowisata laut dan ekonomi perikanan, tetapi rentan terhadap degradasi lingkungan akibat reklamasi dan limbah industri. Sebaliknya, daerah pegunungan memiliki kekuatan pada sektor agroekowisata dan budaya lokal, namun terkendala oleh isolasi spasial, alih fungsi lahan, dan tekanan terhadap hutan lindung. Pendekatan berbasis komunitas (community-based tourism) terbukti efektif dalam mendorong partisipasi masyarakat dan memperkuat ketahanan ekonomi lokal di kedua kawasan. Studi ini menekankan pentingnya perumusan kebijakan pariwisata berbasis ekosistem dan sosial-budaya yang adaptif terhadap kondisi lokal, serta didukung oleh kolaborasi lintas sektor dan pemanfaatan teknologi digital. Dengan demikian, pembangunan pariwisata berkelanjutan di Sumatera Utara dapat menjadi model strategis untuk integrasi antara konservasi lingkungan dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Indonesia.