Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa Kelas II B di SD Negeri 097522, di Jalan Mahoni Raya Perumnas Bt.6, melalui penerapan metode Talking stick. Motivasi di balik penelitian ini berawal dari rendahnya kemampuan berbicara siswa yang diamati, yang ditandai dengan perasaan takut, malu, dan bahkan menangis ketika diminta untuk menyampaikan pendapat. Dengan menggunakan kerangka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berdasarkan model Kemmis dan McTaggart, intervensi dilakukan dalam satu siklus pada tanggal 19 Juli 2025, pukul 08.00 hingga 09.20. Pengumpulan data melibatkan observasi dan dokumentasi untuk menilai kemajuan siswa. Metode Talking stick diintegrasikan ke dalam pembelajaran, di mana siswa berbicara secara bergantian menggunakan talking stick yang telah ditentukan, sehingga menciptakan lingkungan yang terstruktur dan inklusif. Untuk mempertahankan keterlibatan dan fokus, sebuah aktivitas ice-breaking—permainan “payung konsentrasi”—dimasukkan, yang menambahkan unsur kesenangan dalam proses pembelajaran. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan berbicara siswa. Awalnya pasif dan ragu-ragu, banyak siswa mulai berpartisipasi aktif, dan mereka yang sebelumnya menangis ketika diminta berbicara menjadi lebih percaya diri, meskipun tetap mendapatkan dukungan dari guru. Suasana kelas berubah menjadi lebih hidup, interaktif, dan menyenangkan. Temuan ini menegaskan bahwa metode Talking stick efektif menumbuhkan lingkungan belajar yang suportif, meningkatkan antusiasme dan keberanian siswa untuk berkomunikasi secara verbal. Oleh karena itu, pendekatan ini direkomendasikan sebagai strategi alternatif yang berharga bagi para pendidik yang ingin menumbuhkan kepercayaan diri berbicara yang lebih tinggi di kalangan siswa sekolah dasar