Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KARAKTERISTISASI BATU BARA BERDASARKAN ANALISIS PROKSIMAT PADA PASOKAN BATU BARA DI PLTU “PELITA” PERIODE 2019 Hermawan, Qori Fajar; Khoirunisa, Nanda; Riza, Muhammad; Sihotang, Zetsaona; Wasono, Wasono
Jurnal Geosaintek Vol. 9 No. 3 (2023)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) “Pelita” menggunakan batu bara sebagai bahan bakar utama. Batu bara yang dipasok ke PLTU “Pelita” berasal dari Provinsi Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Pasokan batu bara yang diterima dilakukan analisis proksimat dan penentuan nilai kalor yang dilakukan oleh PT Surveyor Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan untuk menentukan karakteristik batu bara pada PLTU “Pelita” periode 2019 berdasarkan hasil analisis proksimat dan nilai kalor. Korelasi antara nilai hasil analisis proksimat dan nilai kalor pada batu bara dilakukan berdasarkan analisis statistik menggunakan metode regresi linear. PLTU “Pelita” pada periode 2019 menerima batu bara sebanyak 17.485,537 ton dari Provinsi Kalimantan Selatan melalui dua kali pengiriman, 252.834,199 ton dari Provinsi Kalimantan Timur melalui 23 kali pengiriman dan 259.138,715 ton dari Provinsi Sumatera Selatan melalui 34 kali pengiriman. Pasokan batu bara periode 2019 ini memiliki nilai rata-rata untuk parameter kelembaban, kandungan zat terbang, kandungan abu, kandungan karbon dan nilai kalor batu bara secara berurutan sebesar 29,70%; 34,41%; 3,05%; 32,73%; dan 4.647,71 kkal/kg. Batu bara dari Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan memiliki nilai rata-rata untuk parameter kelembaban sebesar 27,45%; 29,98%; dan 29,58%; kandungan zat terbang sebesar 36,74%; 35,26%; dan 33,44%; kandungan abu sebesar 4,37%; 2,70%; dan 3,30%; kandungan karbon sebesar 31,44%; 31,94%; dan 33,60% serta nilai kalor batu bara sebesar 4.845,54 kkal/kg, 4.504,92 kkal/kg dan 4.773,68 kkal/kg. Korelasi kuat ditunjukkan oleh pengaruh nilai kelembaban (0,663) dan kandungan karbon (0,756) terhadap nilai kalor pada batu bara. Berdasarkan nilai fuel ratio, jenis batu bara yang diterima oleh PLTU “Pelita” periode 2019 adalah bituminus dengan zat terbang menengah-tinggi dan seluruh golongan subbituminus.
Pengaruh kualitas batu bara terhadap produksi gas SO2 dan NOx: studi kasus PLTU “Lentera” Hermawan, Qori Fajar; Khoirunisa, Nanda; Sihotang, Zetsaona; Riza, Muhammad; Wasono, Wasono
Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management) JPLB, Vol 9, No 2 (2025)
Publisher : Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) se-Indonesia bekerjasama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB (PPLH-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36813/jplb.9.2.213-232

Abstract

The “Lentera” power plant is a 130 MW coal-fired power plant facility. The quality of the supplied coal to the “Lentera” power plant were tested using proximate and ultimate analysis to determine sulphur and nitrogen content. The production of SO2 and NOX emissions from coal combustion was affected by the sulphur and nitrogen content in the coal. Emission levels were observed using the Continuous Emission Monitoring System (CEMS). This research was conducted to determine the effect of the sulphur and nitrogen content in coal on the production of SO2 and NOX gas at "Lentera" power plant during June-December 2020. The analysis was done based on statistical analysis using simple linear regression methods and analysis of variance. Based on the content of sulphur, nitrogen and caloric value, coal from East Kalimantan Province has a lower value than coal from South Sumatra Province. The content of sulfur and nitrogen significantly affected the production of SO2 and NOX emissions. The higher the sulfur and nitrogen content in coal showed the higher the production of SO2 and NOX emissions. The caloric value of coal did not show a correlation with the production of NOX emissions.