Bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura dari komoditi sayuran yang telah lama diusahakan oleh petani. Lahan pertanian di sawah terus berkurang akibat pemukiman dan infrastruktur yang meningkat. Kabupaten bantul merupakan daerah lahan pesisir yang memilki sumber daya alam dan kegiatan ekonomi dalam pertanian. Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu penghasil bawang merah terbesar di yogyakarta. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan bawang merah lahan pesisir dan lahan sawah serta menentukan mana yang lebih menguntungkan antara kedua tempat tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2024 sampai bulan Maret 025 menggunakan metode survey. Data yang dianalisis termasuk biaya produksi, penerimaan, pendapatan kemudian diuji dengan independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukan bahwa total biaya usahatani bawang merah lahan pesisir mencapai Rp 57.209.658,29/Ha/musim tanam, lebih kecil dibandingkan dengan usahatani bawang merah lahan sawah hanya sebesar Rp 73.458.030,47/Ha/musim tanam, namun total penerimaan bawang merah lahan pesisir lebih tinggi yaitu Rp 202.098.958/Ha/musim tanam dibandingakan lahan sawah yang hanya Rp 161.309.511/Ha/musim tanam. pendapatan rata-rata dari bawang merah lahan pesisir lebih besar Rp 144.203.300/Ha/musim tanam, sedangkan bawang merah lahan sawah hanya Rp 87.851.480/Ha/musim tanam. R/C rasio menunjukan usahatani bawang merah lahan pesisir lebih menguntungkan 2,5 dibandingkan bawang merah lahan sawah 1,2. Hasil uji-t independent sample test menunjukan perbedaan yang signifikan antara kedua lokasi usaha tani, dengan pendapatan petani bawang merah lahan pesisir lebih besar.Kata Kunci : Usahatani, Usahatani bawang merah lahan pesisir, Usahatani Bawang Merah Lahan Sawah, Uji Beda t test.