<![CDATA[Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat proses pembelajaran literasi melalui media gambar berbasis digital terhadap kemampuan keterampilan literasi siswa dan untuk mengetahui tingkat kemampuan literasi siswa kelas III SD menggunakan media gambar berbasis digital dalam meningkatkan keterampilan literasi siswa SD kelas III melalui media gambar berbasis digital di SDN 1 Gunjan Asri Tahun Ajaran 2024/2025. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III di SDN 1 Gunjan Asri yang berjumlah 17 dengan 7 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan, penelitian menggunakan pendekatan tindakan kelas model Kemmis dan Taggart yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi dan dianalisis menggunakan rumus ketuntasan klasikal yaitu mencapai 70%. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan, sedangkan siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, dengan masing-masing pertemuan dirancang untuk meningkatkan keterampilan literasi siswa melalui aktivitas siswa memperhatikan media gambar berbasis digital , siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar melalui media gambar berbasis digital, dan siswa mampu memahami makna teks yang di tampilkan pada media gambar berbasis digital. Melalui hasil pengamatan dan analisis data pada setiap siklus, ditemukan adanya peningkatan yang signifikan dalam kemampuan keterampilan literasi siswa, baik dari aspek aktivitas belajar literasi siswa, keterampilan literasi, keterlibatan siswa maupun kemampuan menjawab pertanyaan. Hasil akhir menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran keterampilan literasi siswa secara berkelanjutan dan kreatif dapat meningkatkan kemampuan keterampilan literasi siswa melalui media gambar berbasis digital secara optimal di SDN 1 Gunjan Asri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan keterampilan literasi siswa melalui media gambar berbasis digital efektif dalam meningkatkan kemampuan literasi pada siswa . Pada tahap pra tindakan, persentase ketuntasan hanya sebesar 23,52%. Setelah tindakan siklus I, sebanyak 11 dari 17 siswa (64,70%) mencapai ketuntasan. Pada akhir siklus II, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan meningkat menjadi 15 siswa (88,23%). Dengan demikian, terdapat peningkatan kemampuan bahasa ekspresif anak sebesar 64,71% secara keseluruhan.]]>
