Panggabean, Tince Olivia
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengembangan Materi Ajar Teks Puisi Berbasis Emaze untuk Siswa Kelas XI Panggabean, Tince Olivia; Lubis, Fitriani
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.30817

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengembangkan materi ajar teks puisi berbasis website Emaze untuk siswa kelas XI. Metode yang digunakan adalah Research and Development (R&D) dengan model Borg and Gall melalui tahap analisis potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi ahli, dan revisi desain. Subjek penelitian adalah 1 ahli materi, 1 ahli media, dan 36 siswa kelas XI SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Medan. Hasil validasi menunjukkan materi memperoleh nilai kelayakan sebesar 91% (sangat layak), dan media berbasis Emaze memperoleh skor 81,13% (layak). Materi dikembangkan dengan dukungan word wall, gambar dari Canva, dan Emaze. Hasil ini menunjukkan bahwa materi ajar teks puisi berbasis Emaze layak dan menarik untuk digunakan dalam pembelajaran siswa kelas XI.
Analisis Semantik di Balik Ujaran Provokatif di Media Sosial dan Implikasi Hukum dalam Kasus “Gus Mifta Menghina Pejual Es” Saruksuk, Apriya Dina; Sianturi, Edianto; Ahda, Muhammad Irfan; Panggabean, Tince Olivia; Siregar, Mustika Wati
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis aspek semantik dari ujaran provokatif di media sosial dan implikasinya terhadap hukum dalam kasus "Gus Miftah Menghina Penjual Es." Studi ini mengulas ujaran Gus Miftah, yang viral di media sosial karena dianggap merendahkan pekerjaan seorang penjual es teh, dari perspektif linguistik forensik dan hukum. Dari sudut pandang semantik, ujaran tersebut dianalisis melalui konotasi negatif, intensi ujaran, dampak psikologis, serta kesalahan dalam pemilihan diksi dan struktur kalimat. Hasil analisis menunjukkan adanya potensi pelanggaran hukum berupa ujaran kebencian dan penghinaan berdasarkan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Ujaran tersebut juga mencerminkan lemahnya kesadaran akan etika komunikasi digital, yang dapat memicu polarisasi sosial. Penelitian ini menegaskan perlunya penguatan literasi digital dan edukasi bahasa untuk mengurangi potensi konflik di ruang publik digital serta pentingnya analisis linguistik forensik dalam proses hukum.