Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Reframing Education Holistically : Integrating Spirituality and Ethics to Create a Transformative and Impactful Learning Experience 142-148 Ipan Morris Panggaribuan; Anita Mariana Parulian
International Journal of Christian Education and Philosophical Inquiry Vol. 1 No. 2 (2024): April : International Journal of Christian Education and Philosophical Inquiry
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Pendidkan Agama dan Filsafat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/ijcep.v1i2.391

Abstract

This article explores the reframing of holistic education by integrating spirituality and ethics as core components to achieve transformative impact. The study highlights the limitations of conventional education systems that prioritize cognitive development while neglecting moral and spiritual dimensions. The objective is to propose a more comprehensive educational paradigm that nurtures learners as whole individuals—intellectually, emotionally, morally, and spiritually. Using qualitative literature analysis, this study identifies the role of spiritual and ethical integration in shaping character, enhancing empathy, and fostering social responsibility. The findings suggest that embedding these values within curriculum design and instructional practices contributes to meaningful personal development and community transformation. By addressing the growing need for a more inclusive approach to education, the article emphasizes how integrating spirituality and ethics can bridge gaps in traditional educational models. The research underscores the importance of fostering emotional and moral intelligence alongside intellectual growth, particularly in a world where global challenges require not only intellectual problem-solving but also ethical decision-making and empathy. The implications emphasize the need for inclusive and humanistic approaches in education, encouraging educators to act as facilitators of life values and agents of change. Through the integration of spirituality and ethics, education can help shape a new generation of compassionate leaders and engaged citizens. By reimagining holistic education through this lens, the article offers a framework that aligns academic achievement with ethical consciousness and spiritual growth, ultimately fostering a more just and compassionate society. This transformative approach offers a comprehensive model for educators and policymakers aiming to prepare students not only for professional success but also for meaningful lives rooted in integrity and responsibility.
PENDIDIKAN BERBASIS KETUHANAN SEBAGAI JAWABAN ATAS DEKADENSI MORAL GENERASI MUDA Anita Mariana Parulian
Widya Balina Vol. 10 No. 1 (2025): Jurnal Widya Balina
Publisher : widya balina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan zaman yang pesat telah memberikan pengaruh signifikan terhadap perilaku dan cara pandang generasi muda. Sayangnya, kemajuan tersebut tidak selalu dibarengi dengan peningkatan kualitas moral, yang justru menyebabkan terjadinya dekadensi moral seperti menurunnya empati, meningkatnya perilaku menyimpang, serta melemahnya nilai-nilai etika dalam kehidupan sehari-hari. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji peran pendidikan berbasis Ketuhanan sebagai solusi terhadap persoalan tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Hasil kajian menunjukkan bahwa pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Ketuhanan mampu memberikan arah pembentukan karakter yang utuh, tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual, tetapi juga spiritual dan moral. Nilai-nilai Ketuhanan mendorong tumbuhnya rasa tanggung jawab, integritas, serta kesadaran sosial pada peserta didik. Oleh karena itu, integrasi nilai-nilai spiritual dalam kurikulum dan praktik pendidikan menjadi kunci dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia dan siap menghadapi tantangan global secara bermartabat.
Ketuhanan dan Keadaban Sosial : Membangun Nilai-Nilai Moral di Tengah Krisis Sosial Anita Mariana Parulian
JISPENDIORA Jurnal Ilmu Sosial Pendidikan Dan Humaniora Vol. 3 No. 3 (2024): Desember: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan Dan Humaniora
Publisher : Badan Penerbit STIEPARI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56910/jispendiora.v3i3.3041

Abstract

The current social crisis gripping Indonesian society reflects the degradation of moral and ethical values in public life. Phenomena such as intolerance, social violence, community disintegration, declining empathy, and weakening solidarity indicate a rift in the value system long upheld by the Indonesian people. This situation raises deep concern, as the noble values embodied in Pancasila are slowly being neglected in everyday life. This paper aims to examine in more depth the role of the values of Divinity and Social Civility as the primary foundation for rebuilding public morality amidst the current social crisis. The method used is descriptive-qualitative, drawing on literature review, normative analysis, and socio-cultural reflection on the values of Pancasila. The results of this study indicate that Belief in the One and Only God is not only spiritual but also demands ethical and social responsibility from every individual in life within society, the nation, and the state. These values foster an awareness of the importance of integrity, honesty, and respect for others. Meanwhile, social civility reflects the concrete implementation of just and civilized human values, which should be realized through an attitude of tolerance, respect for differences, social justice, and the practice of mutual cooperation. By consistently instilling these values through formal and non-formal education, the role of the family as the primary character-building environment, and public policies oriented toward moral strengthening, it is hoped that society will be able to rebuild collective moral awareness. Ultimately, the revitalization of divine values and social civility is key to creating a harmonious, inclusive, and just social life.
Teologi Kasih Dan Rekonsiliasi Antarumat Beragama Di Era Society 5.0 : Sebuah Pendekatan Humanioristik Anita Mariana Parulian
Jurnal Nirta : Inovasi Multidisiplin Vol 4 No 1 (2024): Jurnal Nirta : Studi Inovasi
Publisher : Nirta Learning Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dunia yang semakin plural dan kompleks memerlukan pendekatan teologis yang mampu menjawab tantangan relasi antar umat beragama secara inklusif dan transformatif. Tulisan ini mengangkat teologi kasih sebagai fondasi utama dalam membangun rekonsiliasi antar umat beragama melalui pendekatan humanioristik. Teologi kasih tidak hanya dipahami sebagai doktrin keagamaan, tetapi sebagai sikap hidup yang mengedepankan penghargaan terhadap martabat manusia, penerimaan terhadap perbedaan, dan komitmen terhadap perdamaian. Sementara itu, pendekatan humanioristik menempatkan pengalaman manusia sebagai titik tolak refleksi teologis dan membuka ruang dialog antariman yang sejati dan setara. Dengan memadukan kedua pendekatan ini, tulisan ini menawarkan suatu kerangka pemikiran yang menekankan pentingnya dialog, empati, dan solidaritas sebagai jalan menuju rekonsiliasi. Penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif dengan metode studi pustaka, yang menelaah gagasan-gagasan teologis dari berbagai tradisi agama dan relevansinya dalam konteks masyarakat multikultural. Hasil kajian menunjukkan bahwa kasih—sebagai nilai universal—dapat menjadi jembatan yang kokoh untuk membangun relasi yang damai, saling menghargai, dan berkeadaban antarumat beragama.