Masalah kesehatan yang terjadi pada usia remaja bervariasi bahkan masalah yang timbul bisa didapatkan dari dampak perilaku seksual berisiko. Mengatasi masalah kesehatan remaja tersebut perlu adanya pengembangan potensi yang tersedia dalam diri remaja salah satunya yaitu kecerdasan emosional. Tujuan: mengetahui hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan perilaku seksual berisiko pada remaja. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling pada satu SMA di Jakarta Pusat dengan jumlah responden 156 pada bulan Mei 2025. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner Wong and Lewis Emotional Intelligence Scale (WLEIS), Indeks Derajat Perilaku Seksual Remaja dan data demografi. Hasil penelitian: Mayoritas responden remaja putri (51,9%), usia 14-17 tahun (66%), duduk di bangku kelas XII (49,4%), pendidikan terakhir ayah lulusan SMA (55,8%) dan pendidikan terakhir ibu lulusan SMA (60,3%). Terdapat hubungan antara Emotional Quotient dengan perilaku seksual beresiko pada remaja (P-value=0,0001). Prevalence Risk didapatkan 18,59 (95%CI 9,01 – 49,13). Kesimpulan: Perawat berperan penting dalam memberikan pendampingan pada remaja untuk mengembangkan kemampuan emosional melalui media edukasi sebagai evidence based dengan pendekatan emosional untuk meningkatkan kesadaran dan keyakinan diri remaja dalam mencegah perilaku seksual berisiko.