Pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) mengalami penurunan aliran udara saat bernapas keluar, peningkatan resistensi pada saluran napas, dan hiperinflasi. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya PPOK. Wilayah Sudimara Barat memiliki tingkat polusi udara yang tinggi, yang dapat menyebabkan masalah pada sistem pernapasan. Selain polusi udara, kebiasaan merokok di masyarakat wilayah tersebut juga menjadi faktor risiko penyakit sistem pernapasan. Oleh karena itu, penting bagi perawat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat yang berisiko guna mencegah atau mengurangi faktor risiko terhadap PPOK. Untuk mengetahui dampak positif dari program yang akan dilaksanakan atau sejauh mana program tersebut berjalan, perlu dilakukan evaluasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang mencakup pre-test dan post-test tentang pengetahuan PPOK. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa pengetahuan tentang faktor risiko gangguan sebelum edukasi rata-rata berada pada angka 4,0417 dari rentang nilai 0-11, dan meningkat menjadi 7,1458 setelah edukasi. Pengetahuan tentang gejala gangguan pernapasan sebelum edukasi rata-rata berada pada angka 2,4167 dari rentang nilai 0-5, dan meningkat menjadi 3,9375 setelah edukasi. Pengetahuan tentang pengobatan dan terapi gangguan pernapasan sebelum edukasi rata-rata berada pada angka 3,6042 dari rentang nilai 0-10, dan meningkat menjadi 7,0625 setelah edukasi. Ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan yang signifikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa edukasi dan pelatihan secara signifikan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien PPOK serta keluarga mereka. Meskipun edukasi telah meningkatkan pengetahuan, intensifikasi edukasi masih diperlukan untuk mencapai kategori pengetahuan yang sangat baik.