Tidak semua anak dilahirkan dan tumbuh dalam keadaan normal. Ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus lebih banyak menghadapi tantangan dibanding ibu yang memiliki anak normal. Penerimaan diri seorang ibu sangat penting dalam mempersiapkan pengasuhan anak berkebutuhan khusus. Dalam mencapai tahap penerimaan, Ibu akan mengalami beberapa fase. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendeskripsikan proses penerimaan diri pada ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif studi kasus, penelitian ini melibatkan dua subjek yaitu ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan fokus pada pengalaman emosional, tantangan, dan bagaimana para ibu mengatasi situasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penerimaan diri berlangsung dalam beberapa fase, dimulai dari fase denial, fase anger, fase bargaining, fase depression, hingga fase acceptance. Para ibu mengungkapkan perasaan seperti sedih, cemas, frustasi, sulit, namun seiring waktu, mulai menemukan makna dan kekuatan dalam peran sebagai seorang ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus, sehingga lebih mengusahakan memberikan perhatian khusus dan support penuh pada anak. Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengetahuan tentang sikap penerimaan diri ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus, dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai anak berkebutuhan khusus dan menjadi pertimbangan dalam sikap penerimaan terhadap mereka.