Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Hasil Uji Sensitivitas Bakteri pada Ulkus Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Salah Satu Rumah Sakit Yogyakarta Fadhilah Zalfa Cahyaningrum; Dhiah Novalina; Monika Putri Solikah
SEHATMAS: Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2025): Juli 2025
Publisher : Yayasan Literasi Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55123/sehatmas.v4i3.6153

Abstract

Diabetic ulcers are a condition that occurs in individuals suffering from diabetes mellitus due to damage to the nerves and peripheral arteries, leading to wound infections and damage to the skin tissue. The focus of this research is to determine the prevalence by gender, the types of bacteria that infect diabetic ulcers, and the patterns of antibiotic sensitivity at a hospital in Yogyakarta in 2024. This research employs a descriptive analytic design using a cross-sectional approach. The sampling technique uses total sampling, selecting all members of the population who meet inclusion and exclusion criteria. The data for this study were obtained from medical records during the period from January 1st to December 31st, 2024, with a total sample size of 86 diabetic ulcer patients. Of these patients, 53 are male and 33 are female who suffer from Type 2 Diabetes Mellitus with complications of diabetic ulcers. In addition, this research found 26 types of bacteria, where gram-negative bacteria are more dominant with 51 samples, while gram-positive bacteria amount to 35 samples. The most dominant type of gram-negative bacteria detected is Escherichia coli, while the most commonly identified gram-positive bacteria is Staphylococcus aureus. The antibiotics that are sensitive to gram-negative bacteria are meropenem, cefepime, and chloramphenicol. Meanwhile, the effective antibiotics against gram-positive bacteria are linezolid, gentamicin, and ciprofloxacin.
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SEDUHAN DAUN PEPAYA DENGAN TEMEPHOS 1% SEBAGAI LARVASIDA NYAMUK Aedes aegypti PENYEBAB DBD Fajar Fahtori; Monika Putri Solikah; Rosmita Anggraeni
Indonesian Journal of Health Research Innovation Vol. 2 No. 3 (2025): Indonesian Journal of Health Research Innovation
Publisher : Yayasan Menawan Cerdas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64094/zscmaw78

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu isu kesehatan masyarakat yang masih menjadi perhatian serius di Indonesia. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI hingga minggu ke-17 tahun 2024, tercatat sebanyak 88.593 kasus DBD dengan 621 kematian di 456 kabupaten/kota pada 34 provinsi. Penggunaan larvasida kimia seperti temephos 1% menimbulkan kekhawatiran terhadap risiko resistensi dan dampak negatif terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan membandingkan efektivitas seduhan daun pepaya dengan temephos 1% sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen kuantitatif dengan pendekatan post-test only control group design. Perlakuan terdiri dari seduhan daun pepaya konsentrasi 30%, 32%, 34%, dan 36%, serta kontrol menggunakan temephos 1%. Setiap perlakuan diulang 4 kali dengan masing-masing 20 ekor larva instar III. Persentase mortalitas seduhan daun pepaya tertinggi terdapat pada konsentrasi 36% dengan persentase (53,75%), sementara temephos 1% menyebabkan mortalitas 100%. Uji probit menunjukkan LC50 sebesar 35,06%. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan signifikan < 0,05 (p = 0,003) antar perlakuan. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan perbedaan signifikan antara kelompok seduhan dengan temephos 1% (p = 0,013). Temephos 1% memiliki efektivitas lebih tinggi dibandingkan seduhan daun pepaya dalam membunuh larva Aedes aegypti. Temuan ini dapat menjadi pertimbangan ilmiah dalam pengembangan kebijakan pengendalian vektor berbasis bahan alami.