Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

AESTHETIC RESISTANCE ANALYSIS IN THE KERATON YOGYAKARTA BUILDING COLUMN Darini Yusrina Abidah; Faiz Ramadiansyah; Sovie Nurmalia Junita; Dian Kartika Santoso
Border: Jurnal Arsitektur Vol. 6 No. 2 (2024): NOVEMBER 2024
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Architecture and Design, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/border.v6i2.774

Abstract

Two fundamental requirements for sustainable rural area development are enhancing the well-being of the rural populace and safeguarding cultural assets. The preservation of architectural buildings' aesthetic value is one aspect of cultural preservation, but frequently, welfare improvements do not align with these efforts. It is necessary to draw aesthetic guidelines from construction projects with notable cultural significance. The buildings of Keraton Yogyakarta is a national landmark which has unique aesthetic qualities. The study in question focuses on the building's column in Keraton Yogyakarta and its ability to withstand aesthetic criticism. There are two goals to this architectural research on aesthetic resilience. 1) To determine the aesthetic columns' resilience value in Keraton Yogyakarta buildings; 2) To differentiate architectural parts according to their resilience value. The constructivism research paradigm served as the foundation for the conduct of this research. A combination of qualitative and historical research methods is the research strategy being used in this research. Historical research is used to gather historical data. Qualitative study focuses on the formal nature of an aesthetic to determine its aesthetic resilience value. According to the findings, there are three levels of aesthetic resilience in the decorative components implemented on the columns. 1) the most significant aesthetic resilience is seen in the Javanese ornaments that are still in place; 2) the color of the columns varies over time but still exhibits aesthetic resilience; and 3) there is no aesthetic resilience found in the European features.
Negotiating Space and Security: The Sociocultural Role of Fences in Kapasan Chinese Settlements, Surabaya Santoso, Dian Kartika; Junita, Sovie Nurmalia; Ramadiansyah, Faiz; Abidah, Darini Yusrina
Jurnal Arsitektur Vol 15, No 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36448/ja.v15i2.4154

Abstract

This study examines the sociocultural role of fences in the Kapasan Chinese settlements in Surabaya, Indonesia, focusing on their significance as physical and symbolic elements. Employing a qualitative case study approach, the research investigates how fences serve as boundaries, provide security, and reflect cultural identity within a multiethnic urban environment. Through field observations, interviews, and visual documentation, findings reveal that fences encapsulate historical resilience, cultural values, and adaptive responses to urban challenges. They act as protective barriers, markers of social status, and mediums for cultural expression. However, modernization and generational shifts pose challenges to preserving traditional designs. This research contributes to understanding the interplay between architecture, culture, and societal dynamics in multicultural settings.
Pedoman dan Kriteria Rancang Desain Pasar Fleksibel Ramadiansyah, Faiz; Abidah, Darini Yusrina; Santoso, Dian Kartika; Junita, Sovie Nurmalia
Tekstur (Jurnal Arsitektur) Vol 6, No 2 (2025): Tekstur (Jurnal Arsitektur)
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.tekstur.2025.v6i2.8025

Abstract

Desain pasar dewasa ini hanya dipakai untuk jual beli. Pasar yang dipakai untuk jual beli cenderung memiliki fungsi yang statis. Salah satu penyebabnya adalah adanya los dan lapak yang didesain secara permanen. Pasar seharusnya dapat dirancang secara fleksibel seperti pada masa lalu. Desain pasar dimasa lalu merupakan Agora atau Tempat Bersua yang merupakan tempat paling fleksibel. Agora atau Tempat Bersua dapat dipakai untuk kegiatan lain seperti hiburan di hari sabtu dan kampanye di hari minggu. Desain pasar seharusnya dirancang agar dapat dipakai untuk kegiatan lainnya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mencari Pedoman rancang atau kriteria rancang dari Pasar yang fleksibel. Metode untuk mencari kriteria perancangan pasar yang fleksibel adalah kerangka kerja berbasis konsep. Penggunaan kerangka ini hanya dibatasi dari proses pencarian data dan fakta, hipotesis dan Pemurnian. Secara garis besar, proses pencarian data dan fakta adalah untuk mencari tahu kondisi yang ada pada pasar. Proses ini dibantu dengan metode survei dan observasi. Selanjutnya, hipotesis dan pemurnian adalah untuk mencari kriteria perancangan dari pasar yang akan dirancang. Proses ini dibantu dengan metode sintesis data yang ada. Hasil dari kerangka kerja ini berupa kriteria perancangan dari sebuah pasar yang memiliki resiliensi dan fleksibilitas terhadap perubahan yang akan terjadi di masa depan. Implikasi dari penelitian ini secara teoritik adalah terciptanya kriteria baru untuk perancangan tipologi pasar. Sedangkan secara praktis, kriteria ini dapat dipakai untuk merancang pasar kedepannya.
AKSESIBILITAS PADA RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DALAM KONTEKS PERANCANGAN LANSKAP INKLUSIF DI MALANG, STUDI KASUS: TAMAN MERBABU, HUTAN KOTA MALABAR Santoso, Dian Kartika; Junita, Sovie Nurmalia; Ramadiansyah, Faiz; Abidah, Darini Yusrina
Jurnal Arsitektur Kolaborasi Vol 5 No 2 (2025): Jurnal Arsitektur Kolaborasi
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54325/kolaborasi.v5i2.94

Abstract

Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik merupakan elemen penting dalam perancangan kota yang inklusif dan berkelanjutan, namun kelompok difabel masih sering terpinggirkan dalam proses desain ruang publik. Penerapan prinsip lanskap inklusif, terutama dalam hal aksesibilitas dan sirkulasi ruang, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang adil bagi semua pengguna. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi tingkat aksesibilitas RTH publik di Kota Malang berdasarkan prinsip lanskap inklusif. Tiga taman kota yang populer, yaitu Taman Merbabu, Hutan Kota Malabar, dan Taman Slamet, dipilih sebagai studi kasus berdasarkan tingkat kunjungan yang tinggi dan perannya sebagai ruang interaksi sosial. Metode yang digunakan mencakup observasi lapangan, dokumentasi visual, dan penilaian elemen fisik berdasarkan kriteria aksesibilitas seperti jenis dan kondisi perkerasan, kemiringan jalur, keberadaan ramp, handrail, serta signage ramah difabel. Hasil menunjukkan bahwa Hutan Kota Malabar belum memenuhi sebagian besar standar aksesibilitas, sementara Taman Merbabu dan Taman Slamet telah memiliki beberapa elemen ramah tunanetra namun belum menjangkau semua jenis disabilitas. Rekomendasi perbaikan meliputi penggunaan perkerasan antiselip, pemasangan signage braille, serta penyediaan ramp dan handrail sesuai standar desain universal.
PEMBUATAN PROTOTIPE GANTUNGAN KUNCI BERBASIS CITRA LANDMARK KAWASAN SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA GILI KETAPANG Santoso, Dian Kartika; Junita, Sovie Nurmalia; Ramadiansyah, Faiz; Abidah, Darini Yusrina
-
Publisher : LPPM UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/pengamas.v8i2.9989

Abstract

Pengembangan produk souvenir khas merupakan salah satu strategi penting untuk memperkuat identitas dan promosi pariwisata lokal. Pulau Gili Ketapang belum memiliki souvenir khas yang dapat merepresentasikan kekhasan wilayahnya sebagai daya tarik wisata. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan membuat prototipe gantungan kunci berbasis citra landmark lokal sebagai media promosi wisata. Metode yang digunakan meliputi observasi lapangan, wawancara dengan tokoh masyarakat dan pelaku wisata, pembuatan desain menggunakan platform Canva, serta pencetakan prototipe gantungan kunci melalui percetakan profesional. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa elemen visual seperti perahu nelayan, laut biru, dan tulisan “Gili Ketapang” dapat dijadikan ikon souvenir yang menarik dan representatif. Produk prototipe telah diserahkan kepada BUMDes sebagai mitra pengelola ekonomi kreatif desa. Kegiatan ini meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya media promosi visual dan membuka peluang pengembangan produk souvenir lain. Upaya keberlanjutan telah dirancang melalui penyerahan file desain, rencana pengembangan lini usaha souvenir oleh BUMDes, serta promosi digital. Simpulan menunjukkan bahwa pengembangan souvenir berbasis potensi lokal mampu mendukung daya saing pariwisata dan ekonomi kreatif di Gili Ketapang.