Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan membandingkan kinerja algoritma kompresi video H.264/AVC dan H.265/HEVC pada Samsung Galaxy A51, smartphone Android kelas menengah. Untuk mewakili berbagai skenario pemutaran video, empat kategori konten—fast motion, slow motion, high resolution, dan high texture—dipilih. Dengan menggunakan FFmpeg, video eksperimen dikompresi ulang dengan metode two-pass CBR pada bitrate 1,0, 2,5, dan 4,0 Mbps dengan pengaturan encoding yang sama. Untuk mengukur kualitas visual objektif, VMAF digunakan. Sementara itu, menggunakan Android Studio, performa pemutaran video menggunakan ExoPlayer diprofil untuk mencatat penggunaan CPU, konsumsi memori, suhu perangkat, dan konsumsi baterai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa H.265 biasanya menghasilkan ukuran file yang lebih kecil dengan skor VMAF setara atau sedikit lebih tinggi (ΔVMAF = 0,3–1,5) dibandingkan H.264, yang menunjukkan efisiensi kompresi yang lebih baik. Selain itu, H.265 sering menggunakan memori yang lebih banyak, sehingga menyebabkan suhu perangkat dan beban CPU yang lebih rendah pada bitrate tinggi. Namun, hasil konsumsi baterai bervariasi tergantung pada kategori konten dan Karena efisiensi penyimpanan dan kualitas visual yang lebih baik, H.265 lebih disukai dalam situasi di mana ada keterbatasan bandwidth dan persyaratan kualitas tinggi. Namun, H.264 masih dapat digunakan pada perangkat yang memiliki keterbatasan memori atau membutuhkan decoding yang lebih ringan. Studi ini memberikan saran praktis untuk memilih metode kompresi untuk perangkat Android dan membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut tentang decoding berbasis hardware dan dampak QoS pada jaringan.