Percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia telah mendorong peningkatan volume limbah konstruksi, terutama limbah beton, yang memiliki potensi besar mencemari lingkungan. Upaya memanfaatkan limbah beton sebagai Recycled Coarse Aggregate (RCA) menawarkan alternatif yang berkelanjutan, namun masih menghadapi kendala teknis berupa meningkatnya permeabilitas beton. Hal ini disebabkan oleh ciri khas RCA, yaitu keberadaan sisa mortar lama pada permukaannya yang memiliki porositas tinggi dan berdampak negatif terhadap durabilitas beton. Dengan mempertimbangkan latar belakang tersebut, fokus utama dari penelitian ini adalah untuk mengkaji tingkat keberhasilan dari aditif pozzolanik, yakni fly ash dan silica fume, dalam menurunkan permeabilitas beton RCA sehingga kualitasnya dapat mendekati beton konvensional. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini dilakukan melalui metode eksperimen di laboratorium dengan pengujian utama berupa uji permeabilitas air yang mengacu pada standar DIN 1048 Part 5. Spesimen uji yang digunakan berbentuk kubus berdimensi 15x15x15 cm dan diuji setelah beton berumur lebih dari 28 hari. Variasi campuran yang dibuat meliputi beton kontrol dengan NCA dan beton dengan RCA. Selain itu, dibuat juga variasi dengan penambahan 15% fly ash pada beton NCA dan RCA, serta kombinasi penambahan 15% fly ash dan silica fume dengan kadar 7%, 10%, dan 15% pada beton RCA. Hasil pengujian permeabilitas menunjukkan bahwa penggunaan RCA meningkatkan permeabilitas secara drastis sebesar 150,66% dibandingkan beton NCA, akibat tingginya porositas sisa mortar. Namun, kelemahan ini berhasil diatasi secara efektif melalui penambahan fly ash dan silica fume. Kombinasi optimal dari 15% fly ash dan 15% silica fume terbukti mampu menurunkan permeabilitas beton RCA secara signifikan sebesar 54,83%. Efek sinergis bahan tambah ini berhasil memadatkan matriks beton, sehingga permeabilitas beton RCA hampir setara dengan beton normal (NCA).Kata Kunci : Permeabilitas, Recycled Coarse Aggregate (RCA), Fly ash, Silica fume.