Nurhayati, Aniek
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Indonesian Takfiri Movement on Online Media in Umberto Eco's Semiotic Perspective Aniek Nurhayati; Dwi Astiti Hadiska Putri; Andin Desnafitri
Islamica: Jurnal Studi Keislaman Vol. 15 No. 2 (2021): March
Publisher : Postgraduate Studies of Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/islamica.2021.15.2.195-222

Abstract

In the era of online media, the Takfiri movement uses websites and social media to propagate its religious understanding. In Indonesia, they also do the same. Through a semiotic perspective, this paper seeks to question how communication and interpretation are carried out by Takfiri groups in producing signs, and how they express signs in online media. The relevance of Umberto Eco’s semiotics is due to its communicational character, and as a contemporary semiotic philosopher, Eco has reminded of how sign production is happening in the era of internet technology. With narrative and semiotic analysis methods, this paper draws data from online media in the form of websites and social media such as Twitter, Instagram and Facebook. The analysis shows that Takfiri content in online media, which creates radical attitudes in some circles of society, has been captured without a meaningful process, so there is no critical thinking process. The propaganda of Takfiri is expressed in the very well-known sentence, al-walā’ wa al-barā’, namely love and loyalty to believers and hate, and hostility to unbelievers, and it is a sign that Takfirism is an ideology whose followers are ready to commit violence in the name of religion.
Mendorong Akuntabilitas Birokrasi, Membuka Ruang Politik: Pelibatan Warga Melalui Layanan Pengaduan dalam Tata Kelola Perkotaan Noor Rohman; Aniek Nurhayati; Ajeng Widya Prakasita
JPW (Jurnal Politik Walisongo) Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jpw.v5i2.17538

Abstract

Dalam dua dekade terakhir, kajian tentang pelibatan publik mengalami perkembangan pesat, baik dalam konteks perdebatan teoritik maupun eksperimentasi secara empiris. Banyak literatur yang sudah mendiskusikan pelibatan publik dari sisi penawaran, bagaimana melibatkan publik dalam tata kelola pemerintahan yang partisipatoris. Sebaliknya, sisi permintaan dari elit yang berwenang membuat keputusan relatif kurang mendapatkan perhatian. Oleh karena itu, artikel ini bermaksud untuk memperkaya diskusi tentang pelibatan publik berbasis inisiatif elit yang berwenang. Lebih spesifiknya, kami berusaha memahami bagaimana pelibatan warga melalui layanan pengaduan berbasis teknologi digital yang difasilitasi oleh pemerintah daerah. Kami berargumen bahwa secara kelembagaan layanan pengaduan warga memiliki dampak positif karena menyediakan ruang politik untuk menekan kinerja internal birokrasi yang buruk. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa layanan pengaduan warga tidak hanya berkontribusi untuk mendorong akuntabilitas kinerja internal birokrasi pemerintahan, melainkan juga membuka ruang politik bagi warga untuk mengontrol kinerja layanan pengaduan tersebut. Pemerintah kota Surabaya telah berusaha melakukan inovasi dan reformasi tata kelola pemerintahan melalui layanan pegaduan warga berbasis media digital. Namun, pada saat yang sama, pemerintah juga cenderung menggunakan inovasi demokratik tersebut sebagai bagian dari pencitraan politik. Studi ini memberikan kontribusi penting dalam literatur partisipasi publik berbasis inisiatif elit melalui penggunaan teknologi digital untuk mengakomodasi keluhan dan permintaan publik.