Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pelestarian Taneyan Lanjhang di Madura Setiadi, Y.A Widriyakara; Roosandriantini, Josephine; Hdayat, Anas; Wijaya, Antonius Sachio Troy; Richard, Bryan; Siriman, Fernando Edward
Al-Khidmat : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada masyarakat Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Al-Khidmat : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Permasalahan berkurangnya arsitektur nusantara khususnya rumah Taneyan Lanjhang di Madura menjadi suatu hal yang perlu dikhawatirkan mengingat rumah Taneyan adalah ciri khas rumah adat dari masyarakat Madura.Menghilangnya rumah Taneyan Lanjhang dikarenakan perubahan jaman sehingga rumah Taneyan tradisional dikinikan sehingga unsur-unsur tradisionalya ada yang dihilangkan untuk disesuaikan dengan kebutuhan rumah modern termasuk nilai-nilai kekeluargaan pada rumah Taneyan. Pengabdian masyarakat ini sendiri dilakukan dengan tujuan untuk melestarikan rumah Taneyan Lanjhang tradisional sehingga tidak hilang akibat perubahan jaman, pengabdian masyarakat sendiri dilakukan dengan survey awal untuk menentukan lokasi dan pengamatan data awal yang kemudian dilakukan pengumpulan data melalui studi lapangan dan interaksi dengan warga yang kemudian dibuat modelling dan maket dari data yang didapat sebagai hasil akhir yang didukung dengan dokumentasi rumah Taneyan Lanjhang.Dokuemntasi foto, modelling dan maket sendiri nantinya dapat digunakan sebagai salah satu solusi untuk mencegah rumah Taneyan tradisional tidak menghilang dimana data yang didapat dapat digunakan untuk merekonstruksi kembali rumah Taneyan Lanjhang serta menunjukkan eksistensi rumah Taneyan lanjhang. Kata Kunci: Pelestarian, Arsitektur Nusntara, Taneyan Lanjhang Abstract The problem of diminishing archipelago architecture, especially the Taneyan Lanjhang house in Madura, is something to worry about, considering that the Taneyan house is a hallmark of the traditional house of the Madurese people. The disappearance of the Taneyan Lanjhang house is due to changing times so that traditional Taneyan houses are updated so that there are traditional elements removed to suit them. with the needs of modern homes including family values at Taneyan's house. This community service itself was carried out with the aim of preserving the traditional Taneyan Lanjhang house so that it would not be lost due to changing times, the community service itself was carried out with an initial survey to determine the location and observation of initial data which was then carried out by collecting data through field studies and interactions with residents which were then made modeling. and mockups of the data obtained as the final result supported by documentation of Taneyan Lanjhang's house. Photo documentation, modeling and mockups themselves can later be used as a solution to prevent traditional Taneyan houses from disappearing where the data obtained can be used to reconstruct Taneyan Lanjhang's house as well as showing the existence of the Taneyan lanjhang house. Keywords: Conservation, Archipelago Architecture, Taneyan Lanjhang
Identify The Elements and Principles of David Lauer's Design in The Vessel Building Wijaya, Antonius Sachio Troy; Roosandriantini, Josephine; Yuniardi, Dimas
RUAS Vol. 23 No. 1 (2025)
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ruas.2025.023.01.10

Abstract

This research examines the application of David Lauer's design elements and principles in The Vessel by Thomas Heatherwick, an iconic contemporary architectural structure located in Hudson Yards, New York. As a landmark of modern urban design, The Vessel combines aesthetic innovation with functional interactivity, making it an intriguing subject for analyzing how basic design theory is implemented in contemporary architecture. The study aims to identify and evaluate the use of design elements (such as line, shape, texture, and space) and design principles (including balance, rhythm, proportion, and hierarchy) in The Vessel, as well as their contribution to the unique spatial experience and visual impact. The research method employs a descriptive approach through visual observation and literature review. The findings reveal that The Vessel successfully integrates Lauer's design principles to create a harmonious, dynamic, and engaging structure, reaffirming the importance of design fundamentals that prioritize aesthetics and functionality in contemporary architecture.
APPLICATION OF PETER ZUMTHOR'S MULTISENSORY PRINCIPLE IN THE DESIGN OF NATURE SCHOOLS PENERAPAN PRINSIP MULTISENSORI PETER ZUMTHOR PADA PERANCANGAN SEKOLAH ALAM Wijaya, Antonius Sachio Troy; Setiadi, Y.A Widriyakara; Anugerah Putra, Heristama; Roosandriantini, Josephine
JURNAL ARSIP UNPAND Vol 5 No 2 (2025): JURNAL ARSIP UNPAND
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54325/arsip.v5i2.143

Abstract

Sekolah alam merupakan konsep pendidikan yang mengintegrasikan lingkungan sebagai bagian dari proses belajar, sehingga menciptakan pengalaman ruang yang erat dengan alam. Pendekatan multisensori dalam arsitektur, sebagaimana dikemukakan oleh Peter Zumthor, menekankan bagaimana elemen-elemen arsitektur dapat membangkitkan pengalaman inderawi yang mendalam, menciptakan suasana yang kaya akan makna, dan memperkuat keterhubungan antara manusia dengan ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi penerapan prinsip multisensori Peter Zumthor dalam desain Sekolah Alam, dengan fokus pada elemen materialitas, pencahayaan alami, suara, aroma, dan tekstur ruang. Sekolah alam yang akan digunakan sebagai objek pengecekkan prinsip Peter Zumthor adalah sekolah alam yang berada pada Pulau Jawa, Lebih spesifiknya ada di kota Surabaya, Yogyakarta, Malang dan Krian. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, mencakup observasi lapangan, dan wawancara serta analisis terhadap elemen arsitektural yang terkait dengan prinsip Peter Zumthor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan prinsip multisensori dalam Sekolah Alam dapat meningkatkan kualitas pengalaman belajar siswa, menciptakan ruang yang lebih intuitif, nyaman, serta merangsang eksplorasi dan kreativitas. Elemen-elemen seperti penggunaan material alami, keterbukaan terhadap lingkungan, dan keberlanjutan desain berperan penting dalam mendukung prinsip multisensori yang diusung oleh Peter Zumthor. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perancangan sekolah berbasis alam yang lebih humanis dan memperkaya pengalaman belajar berbasis inderawi.