Artikel ini menyajikan tinjauan komparatif mengenai sistem penilaian pendidikan dasar di Indonesia, China, dan Singapura melalui metodologi studi literatur. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana penerapan sistem penilaian di ketiga negara tersebut, mengevaluasi kelebihan dan kelemahan masing-masing sistem, serta mensintesis kesamaan dan perbedaan yang ada guna mendukung peningkatan kualitas pendidikan nasional di Indonesia. Sistem penilaian di Indonesia cenderung berorientasi pada pendekatan holistik dan proses, menekankan pengembangan kompetensi, sikap, dan karakter siswa secara berkelanjutan melalui kebijakan Kurikulum Merdeka dan metode penilaian berbasis observasi, refleksi, dan penugasan. Di sisi lain, sistem pendidikan China lebih berfokus pada pengembangan keterampilan STEM dan pendidikan moral dengan reformasi yang bertujuan mengurangi ketimpangan dan meningkatkan kemajuan industri. Singapura menerapkan sistem penilaian yang mengintegrasikan penilaian formatif dan sumatif untuk memantau kemajuan siswa secara berkelanjutan, sekaligus mendorong pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas, serta menyeimbangkan keberhasilan akademik dengan perkembangan holistik siswa. Melalui analisis ini, diharapkan bisa dihasilkan rekomendasi strategis yang relevan untuk reformasi sistem penilaian di Indonesia demi meningkatkan mutu, daya saing global, dan kualitas sumber daya manusia di era masa depan yang semakin kompetitif.