Minyak mata tuna (TEO) kaya akan asam dokosaheksaenoat (DHA), yaitu asam lemak omega-3 esensial yang berperan penting dalam menjaga kesehatan kardiovaskular, sistem saraf, dan fungsi penglihatan. Kandungan asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) yang tinggi membuat TEO sangat rentan terhadap oksidasi lipid, yang menyebabkan bau amis yang tidak diinginkan dan rendahnya penerimaan konsumen. Penelitian ini bertujuan meningkatkan stabilitas oksidatif dan penerimaan sensori TEO menggunakan agent masking alami berupa kayu manis dan mastic. Masking TEO dilakukan menggunakan bubuk kayu manis, mastic, dan kombinasi keduanya pada konsentrasi 0, 5, 10, and 15% (b/b). Evaluasi sensori, termasuk uji hedonik dan metode Check-All-That-Apply (CATA), dilakukan dengan melibatkan 50 panelis tidak terlatih. Stabilitas oksidatif dianalisis berdasarkan kandungan asam lemak bebas (FFA), nilai peroksida (PV), nilai p-anisidin (AnV), dan nilai oksidasi total (TOTOX). Hasil menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi bahan masking secara signifikan meningkatkan preferensi aroma dan penerimaan keseluruhan serta menurunkan intensitas bau amis (P<0,05). Perlakuan masking 10% untuk masing-masing bahan masking terpilih sebagai perlakuan optimal. Analisis CATA menunjukkan bahwa kayu manis memberikan atribut sensori dominan berupa aroma pedas dan hangat sekaligus efektif menutupi bau amis. Mastic menghasilkan aroma herbal yang menyenangkan seperti pinus dan makin mengurangi intensitas bau. Kombinasi keduanya memberikan efek saling melengkapi dan meningkatkan atribut sensori. Sampel yang dimasking menunjukkan penurunan parameter oksidasi, TEO dengan perlakuan masking kayu manis memiliki nilai oksidasi terendah dengan FFA sebesar 0,53%, PV 6,59 meq/kg, AnV 8,97 meq/kg, dan totox 22,15 meq/kg. Temuan ini menunjukkan bahwa kayu manis dan mastic dengan konsentrasi 10% adalah agen masking alami yang efektif untuk meningkatkan kualitas sensori dan stabilitas oksidatif TEO untuk aplikasi pangan.