Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Improving oxidative stability and sensory acceptance of DHA-rich tuna eye oil using cinnamon and mastic as natural masking agents : Peningkatan stabilitas dan penerimaan sensori minyak mata tuna kaya DHA menggunakan kayu manis dan mastic sebagai agen masking alami Irawan, Azizah Septiyani; Trilaksani, Wini; Santoso, Joko
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 28 No. 7 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(7)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v28i7.64337

Abstract

Minyak mata tuna kaya akan asam dokosaheksaenoat (DHA), yaitu asam lemak omega-3 esensial yang berperan penting dalam menjaga kesehatan kardiovaskular, sistem saraf, dan fungsi penglihatan. Kandungan asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) yang tinggi membuat minyak mata tuna sangat rentan terhadap oksidasi lipid, yang menyebabkan bau amis yang tidak diinginkan dan rendahnya penerimaan konsumen. Penelitian ini bertujuan meningkatkan stabilitas oksidatif dan penerimaan sensori minyak mata tuna menggunakan agent masking alami berupa kayu manis dan mastic. Masking minyak mata tuna dilakukan menggunakan bubuk kayu manis, mastic, dan kombinasi keduanya pada konsentrasi 0, 5, 10, and 15% (b/b). Evaluasi sensori, termasuk uji hedonik dan metode Check-All-That-Apply (CATA), dilakukan dengan melibatkan 50 panelis tidak terlatih. Stabilitas oksidatif dianalisis berdasarkan kandungan asam lemak bebas (FFA), nilai peroksida (PV), nilai p-anisidin (AnV), dan nilai oksidasi total (TOTOX). Hasil menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi bahan masking secara signifikan meningkatkan preferensi aroma dan penerimaan keseluruhan serta menurunkan intensitas bau amis (p<0,05). Perlakuan masking 10% untuk masing-masing bahan masking terpilih sebagai perlakuan optimal. Analisis CATA menunjukkan bahwa kayu manis memberikan atribut sensori dominan berupa aroma pedas dan hangat sekaligus efektif menutupi bau amis. Mastic menghasilkan aroma herbal yang menyenangkan seperti pinus dan makin mengurangi intensitas bau. Kombinasi keduanya memberikan efek saling melengkapi dan meningkatkan atribut sensori. Sampel yang di-masking menunjukkan penurunan parameter oksidasi, minyak mata tuna dengan perlakuan masking kayu manis memiliki nilai oksidasi terendah dengan FFA sebesar 0,53%, PV 6,59 meq/kg, AnV 8,97 meq/kg, dan totox 22,15 meq/kg. Temuan ini menunjukkan bahwa kayu manis dan mastic dengan konsentrasi 10% adalah agen masking alami yang efektif untuk meningkatkan kualitas sensori dan stabilitas oksidatif minyak mata tuna untuk aplikasi pangan.
POTENSI GELATIN TULANG IKAN TUNA SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN CANGKANG KAPSUL Irawan, Azizah Septiyani; Nurjanah, Nurjanah
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 12 No 1 (2024): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan tuna merupakan ikan yang banyak terdapat di Indonesia, pada umumnya ikan tuna hanya dimanfaatkan sebagai produk kaleng dan produk beku dalam bentuk utuh maupun dalam bentuk loin beku. Produk olahan ikan tuna sebagian besar hanya memanfaatkan bagian daging ikannya saja sedangkan sisa-sisa bagian lain berupa kepala, sirip dan tulang belum dimanfaatkan secara optimal. Tujuan dari artikel review ini adalah untuk mengetahui potensi gelatin tulang ikan tuna sebagi bahan pembuatan cangkang kapsul. Review artikel ini dilakukan dengan pencarian di internet dengan kata “Gelatin tulang ikan tuna”. Sumber data diambil dari buku atau jurnal. Jurnal yang didapatkan lalu di skrinning dengan kriteria tertentu. Hasil studi literatur dari jurnal ini adalah gelatin tulang ikan tuna memiliki kadar air sebesar 5,08-9,74%, kadar abu 7,01-8,02% sebesar protein sebesar80,20-84,96%, pH sebesar 4,22-7,59, kekuatan gel sebesar 115,70-193,40 bloom, dan Viskositas sebesar dari 3,75-5 cPs. Gelatin tulang ikan tuna memenuhi syarat SNI dan syarat gelatin untuk farmasi pada hasil kadar air, kadar protein, pH, kekuatan gel, dan viskositas namun pada hasil kadar abu dari gelatin tulang ikan tuna belum memenuhi standar SNI maupun standar farmasi yang ditetapkan.