Sulistiyahati, Afina
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERBANDINGAN KURIKULUM 1947, 1964, 1968 DAN KURIKULUM MERDEKA DALAM KONTEKS PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER Pujiono, Eko; Rohbiyatun, Haidar; Sulistiyahati, Afina; Tristiandari, Hana; Nurhayati, Rina; Agustin, Tri Fena Susi; Listyowati, Listyowati; Egar, Ngasbun
Jurnal Manajemen Pendidikan (JMP) Vol 14, No 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Magister Manajemen Pendidikan, Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jmp.v14i2.23166

Abstract

Pendidikan karakter merupakan bagian esensial dalam pembentukan kepribadian dan moralitas peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan pendidikan karakter dalam tiga kurikulum nasional Indonesia Kurikulum 1947, 1964, dan 1968 serta Kurikulum Merdeka sebagai pendekatan terbaru. Penelitian ini menggunakan metode tinjauan pustaka (library research), dengan teknik analisis konten terhadap literatur historis, kebijakan pendidikan, dan jurnal ilmiah yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa setiap kurikulum mencerminkan dinamika sosial-politik zamannya dan memiliki pendekatan berbeda dalam menanamkan nilai-nilai karakter. Kurikulum 1947 menekankan nasionalisme dan keterampilan praktis; Kurikulum 1964 fokus pada Pancawardhana sebagai sistem pendidikan karakter yang menyeluruh; Kurikulum 1968 menegaskan pembentukan manusia Pancasila dengan integrasi nilai moral, kewarganegaraan, dan keterampilan. Sementara itu, Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas lebih bagi sekolah dan guru dalam mengembangkan karakter sesuai konteks lokal dan kebutuhan peserta didik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun terdapat perbedaan pendekatan antar kurikulum, kesamaan tujuan utama tetap terlihat, yaitu membentuk generasi yang berkarakter, berdaya saing, dan mampu menjawab tantangan zaman. Penerapan pendidikan karakter yang berkelanjutan membutuhkan sinergi antara sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat.