Abstrak: Scabies, penyakit kulit yang paling sering terjadi dilingkungan pondok salah satunya di Pondok Pesantren Matsaratul Huda panempan. Penularan scabies dilingkungan pondok sangat cepat. Hal ini disebakan oleh beberapa faktor yang mendukung percepatan perkembangannya, kurangnya pengetahuan santri tentang scabies dan personal hygiene serta sanitasi lingkungan yang baik dapat berakibat buruk bagi penyebaran scabies. Tujuan: Untuk mengetahui penyebab kejadian scabies yang terjadi di pondok pesantren. Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kualitatif denggan pendekatan studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui persepsi serta pengalaman siswa terhadap kejadian scabies di pondok pesantren. Responden dalam penelitian dipilih melalui teknik pemilihan purposive sampling.pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara, observasi terhadap responden serta analisis mengenai dokumen terkait. Hasil : Berdasarkan hasil observasi tentang hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian scabies di pondok pesantren, didapatkan hasil sebagai berikut. Santri menggunakan air bersih untuk aktivitas mandi dan mencuci hanya ketika tersedia saja, air yang biasanya digunakan untuk aktivitas sehari-hari berasal dari sungai yang ada di sekitar pondok, terdapat sumur bor dalam pesantren akan tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan air bersih pesantren. Kamar tidur santri yang jarang dibersihkan serta mengganti alas tidur setelah sebulan pakai atau bahkan lebih, dinding dan lantai yang terasa lembab,luas kamar yang tidur dengan jumlah santri yang belum sesuai sehingga mengharuskan semua santri untuk tidur secara berdempetan dengan lainnya. Kesimpulan: Adanya hubungan pengetahuan dengan kejadian scabies yang terjadi di pondok pesantren hal ini disebakan karena kurangnya informasi yang di terima siswa atau santri terkait dengan scabies, petugas kesehatan daerah setempat dan pengurus pondok tidak memberikan informasi yang cukup terkait dengan scabies, informasi yang di dapat oleh para santri atau siswa hanya setengah-setengah dan malah ini dapat menyesatkan mereka.