Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Sinergi TNI-POLRI Untuk Menangkal Paham Radikalisme di Indonesia: Studi Kasus Kota Depok Rumbiak, Alredo Agustinus; Gabriel J, Thomas; Novalino, Djoko Andreas
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2025): July 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i2.6827

Abstract

Depok, with its diverse population and unique socio-demographic characteristics, presents distinct challenges in countering the spread of radical ideologies. This city is particularly vulnerable to the influence of radicalism due to its complex social dynamics and the diverse interactions within its community. To maintain stability and prevent the proliferation of radicalism, strengthening the collaboration between the Indonesian National Armed Forces (TNI) and the Indonesian National Police (Polri) is a strategic necessity. Specifically, the synergy between Polres Metro Depok and Kodim 0508/Depok plays a vital role in fostering a conducive environment and enhancing vigilance against the threat of extremist ideologies. This article evaluates the synergy between TNI and Polri in Depok in countering radicalism through theoretical frameworks such as the TNIPolri-People Synergy Theory, Communication and Social Media Theory, and Radicalism Prevention Theory. A qualitative research method, including in- depth interviews, field observations, and literature reviews, was employed to gain a comprehensive understanding of the current collaborative practices. The findings reveal that while the collabor ation between TNI and Polri in Depok is established, there remains room for improvement to enhance the effectiveness of radicalism prevention measures. This research aims to provide strategic recommendations to strengthen TNI-Polri collaboration, particularly in early detection and prevention through the utilization of information technology, community-based outreach programs, and the reinforcement of the roles of Babinsa and Bhabinkamtibmas. The proposed model is expected to not only be applicable in Depok but also serve as a reference for other cities across Indonesia in addressing similar threats.
Strategi Kodim 0727/Karanganyar Dalam Mencegah Penyebaran Radikalisme Dan Terorisme Guna Mewujudkan Keamanan Dan Pertahanan Indonesia Kanafi, Mochamat; Gabriel J, Thomas; Santoso, Budi
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 9, No 3 (2025): Agustus 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jim.v9i3.2025.1681-1688

Abstract

Fenomena penyebaran paham radikal dan aksi terorisme di Indonesia terus meningkat, terutama dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial. Hal ini berdampak pada meningkatnya ancaman terhadap keamanan nasional. Terdapat gap dalam penanganan yang menunjukkan kurang optimalnya strategi yang diterapkan oleh institusi terkait, termasuk di tingkat satuan kewilayahan. Masalah utama yang dihadapi adalah bagaimana strategi satuan kewilayahan TNI AD dapat dioptimalkan untuk mencegah penyebaran paham radikal dan aksi terorisme guna mewujudkan keamanan dan pertahanan nasional.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pencegahan yang dilakukan oleh Kodim 0727/Karanganyar. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif analitis, memanfaatkan teori strategi Lykke (ends, ways, means) sebagai kerangka pemikiran. Data dikumpulkan melalui metode studi pustaka yang mencakup berbagai literatur, dokumen resmi, dan hasil wawancara dengan pihak terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kodim 0727/Karanganyar berhasil mengembangkan strategi deradikalisasi berbasis pendekatan sosial dengan komunitas keagamaan. Strategi ini meliputi pemberian bantuan, partisipasi dalam kegiatan komunitas, dan pemantauan berkelanjutan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi Kodim 0727/Karanganyar terbukti efektif dengan mencapai deradikalisasi 69% individu yang terlibat, di mana 15 di antaranya telah kembali beraktivitas normal di masyarakat dengan pengawasan TNI. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan kolaborasi lintas sektoral dan optimalisasi teknologi dalam pelaksanaan strategi