Akses air bersih masih menjadi permasalahan utama di beberapa desa tertinggal di Indonesia, salah satunya adalah Dusun III Air Solok Desa Samban Jaya Kecamatan Batik Nau Bengkulu Utara. Desa yang berada di atas bukit ini masih mengalami kesulitan akses air bersih dikarenakan minimnya terbatasnya fasilitas air bersih. Sumber air bersih utama di dusun ini awalnya adalah beberapa sumur tampungan air hujan yang berlokasi beberapa ratus meter dari pemukiman warga dan 2 buah sumur bor air tanah yang diprakarsai oleh dana desa. Jarak tempuh yang sulit dan terjal, serta sumur bor air tanah yang tidak berfungsi dengan optimal menjadi juga permasalahan di dusun ini, ditambah lagi dengan minimnya pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan fasilitas air bersih terkait jaringan perpipaan yang sampai ke rumah-rumah warga. Berdasarkan survei yang dilakukan tim PKM Prodi Teknik Sipil UNRAS ke Dusun III Air Solok, menyimpulkan bahwa dusun ini perlu dibantu dalam memberdayakan masyarakat untuk mengoptimalkan fasilitas air bersih yang sudah ada, sehingga pengelolaan bisa lebih tertata dengan baik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan pendekatan observasi lapangan dengan meninjau langsung permasalahan-permasalahan yang ada di desa yang terkait dengan akses dan ketersediaan air bersih. Metode yang dilakukan adalah melalui wawancara terstruktur terhadap warga desa dan perangkat pemerintah desa. Tahapan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah survei lapangan, mengidentifikasi potensi masalah, menentukan rencana solusi dan rencana tindakan, menentukan indikator keberhasilan, serta menentukan tujuan desa jangka panjang