Self-control is an important ability that students must have in facing various challenges in the school environment and social life. This ability reflects maturity in thinking, acting, and making decisions responsibly. However, the reality in the field shows that there are still many students who experience difficulties in controlling emotions, behavior, and choice of actions. This study aims to explore the role of Catholic Religious Education learning in strengthening self-control of grade X students at RK Serdang Murni Lubuk Pakam High School. This research uses a descriptive qualitative approach with data collection techniques through observation, in-depth interviews, and documentation. The informants consisted of students, Catholic Religious Education teachers, and school principals. The results showed that students have developed self-control abilities, both in the aspects of controlling behavior, decisions, and cognitive, along with learning that integrates Christian values such as reason, taste, conscience, and conscience. The conclusion of this study shows that Catholic Religious Education not only plays a role in religious aspects, but also in strengthening students' character and self-control. These results open up opportunities for curriculum development and practice. ABSTRAKKontrol diri merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki siswa dalam menghadapi berbagai tantangan di lingkungan sekolah maupun kehidupan sosial. Kemampuan ini mencerminkan kedewasaan dalam berpikir, bertindak, dan mengambil keputusan secara bertanggung jawab. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi, perilaku, dan pilihan tindakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dalam penguatan kontrol diri siswa kelas X di SMA RK Serdang Murni Lubuk Pakam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Informan terdiri dari siswa, guru Pendidikan Agama Katolik, dan kepala sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa telah mengembangkan kemampuan kontrol diri, baik dalam aspek mengontrol perilaku, keputusan, maupun kognitif, seiring dengan pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai Kristiani seperti akal budi, rasa, hati nurani, dan suara hati. Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik terbukti menjadi media efektif dalam membentuk sikap tanggung jawab, empati, refleksi diri, serta kesadaran moral siswa. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pendidikan Agama Katolik tidak hanya berperan dalam aspek religius, tetapi juga dalam penguatan karakter dan pengendalian diri siswa. Hasil ini membuka peluang untuk pengembangan kurikulum dan praktik pembelajaran berbasis nilai di sekolah-sekolah Katolik yang lebih kontekstual dan aplikatif terhadap kehidupan nyata peserta didik.