Permasalahan penghasilan perlu menjadi perhatian pemerintah. Terlebih lagi, penghasilan yang layak menjadi salah satu indikator dari pekerjaan layak. Biaya hidup yang tinggi membuat banyak orang memutuskan untuk mencari sumber penghasilan lain. Hal umum yang dilakukan masyarakat adalah dengan cara berinvestasi ataupun melakukan pekerjaan sampingan. Dilihat dari peningkatan jumlah pekerja yang memiliki pekerjaan sampingan beberapa tahun kebelakang ini, menarik perhatian peneliti untuk melihat fenomena yang terjadi khususnya pada etnis tionghoa di Jakarta. Peneliti ingin mengetahui bagaimana etnis tionghoa menyelaraskan pekerjaan utama dengan pekerjaan sampingan. Metode pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Berdasarkan hasil penelitian dari wawancara secara langsung kepada 3 responden dengan background pekerjaan utama yang berbeda, kebutuhan pribadi masing-masing individu berbeda. Untuk menutupi gap antara pendapatan utama dan kebutuhan sehari-hari, selain melakukan investasi, individu tionghoa memilih untuk melakukan pekerjaan sampingan diluar waktu kerja utama yang disesuikan dengan hobi, background dan juga peluang yang tersedia agar dapat dijalankan secara jangka panjang dan berkelanjutan. Berkaca pada value yang didapatkan dari responden berupa: kemandirian finansial, ikut komunitas, pengembangan aset, pengembangan relasi, kemampuan beradaptasi dan konsistensi. Perlu diperhatikan perbanyakan relasi, konsistensi, inovasi serta persiapan investasi tambahan harus dilakukan untuk menyelaraskan antara pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan.