Jaya, Irvantri Aji
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP TINGKAT KENYAMANAN PASIEN SEBELUM CABG Rai Bawa, Ngakan Nyoman; Adam, Muhamad; Nurachmah, Elly; Jaya, Irvantri Aji
Menara Medika Vol 8, No 1 (2025): VOL 8 NO 1 SEPTEMBER 2025
Publisher : Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v8i1.6927

Abstract

Pendahuluan: PJK merupakan penyebab kematian kedua di Indonesia, yang berkontribusi terhadap 95,68 kematian per 100.000 penduduk Indonesia. Salah satu cara penanganan penyakit jantung koroner adalah dengan membuat jalur baru menggunakan pembuluh darah sehat dari bagian tubuh lain. Sekitar 44  per 100.000 orang menjalani operasi bypass diseluruh dunia. Pasien yang akan menjalani operasi bypass jantung umumnya mengalami kecemasan. Pada pasien bedah jantung, kecemasan praoperasi juga berhubungan dengan intensitas nyeri pascaoperasi yang lebih tinggi serta peningkatan kebutuhan akan analgesik. Pendekatan psikologis dan komplementer direkomendasikan untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan secara holistik, salah satunya dengan terapi relaksasi Benson. Metode: Penerapan ini menggunakan pendekatan quasi experiment dengan rancangan pre-test and post-test with control dengan jumlah sampel 40 responden. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara sebelum dan setelah intervensi dan perbandingan antar kelompok dengan nilai p = 0,001. Diskusi: Hasil penelitian menunjukkan rata-rata usia pasien 58 tahun, mayoritas laki-laki, menikah, dan berpendidikan SMA, selaras dengan profil pasien CABG pada studi sebelumnya. Terapi relaksasi Benson terbukti meningkatkan kenyamanan secara signifikan, mendukung temuan serta studi lain yang menunjukkan penurunan kecemasan, tekanan darah, kelelahan, dan risiko delirium. Temuan ini menegaskan pentingnya intervensi non-farmakologis yang mudah diterapkan untuk mempercepat pemulihan pasien pasca operasi jantung.
Pengalaman Pasien Sindroma Koroner Akut yang Mengalami Serangan Jantung Berulang Jaya, Irvantri Aji; Waluyo, Agung; Sekarsari, Rita; Siswanto, Bambang Budi
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 11 (2025): Volume 5 Nomor 11 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i11.23049

Abstract

ABSTRACT Acute Coronary Syndrome (ACS), as the acute manifestation of Coronary Heart Disease (CHD), remains a major contributor to global morbidity and mortality, accounting for 85% of deaths from heart attacks and strokes (Universitas Muhammadiyah Magelang, 2025). In Indonesia, while the specific CHD prevalence was reported at 0.85% in 2023 (SKI, 2023), the incidence of ACS cases is high, exemplified by 840 cases reported in the ED of NCCHK Jakarta (January–May 2025). Recurrent ACS is a serious threat, primarily driven by poor patient adherence to secondary prevention regimens (Universitas Muhammadiyah Magelang, 2025) and atherosclerosis progression(Universitas Hasanuddin, 2025). This is compounded by profound physical (chronic fatigue, pain) and psychological impacts (anxiety, PTSD) (Jackson, 2021; Lee & Chen, 2023). Given the complexity of medication management challenges (Smith, 2021) and the need for holistic healthcare support (Brown, 2020), this study aims to explore the subjective experiences and preventive behaviors of patients facing recurrent ACS. Method: This qualitative study utilized an exploratory phenomenological approach to describe preventive behaviors and analyze risk factors for recurrent heart attacks in ACS patients. Results: Five key themes were identified: 1) Physical Impact, including chest pain, weakness, and reduced functional capacity. 2) Psychosocial Impact, encompassing anxiety, fear, restlessness, and thoughts of death. 3) Post-Attack Medication Management, highlighting adherence barriers and treatment ineffectiveness due to irregular medication consumption. 4) Behavioral Changes, involving the adoption of positive healthy behaviors. 5) Healthcare Support, indicating a strong need for more optimal, comprehensive, and continuous health education from healthcare providers. Conclusion: The study identifies five core themes detailing the complex post-recurrent ACS experience, dominated by significant physical and psychological burdens. Non-adherence to treatment exacerbates this experience, underscoring the necessity for more holistic, patient-centered healthcare support.  Keywords: Patient, Experience, Recurrent ACS     ABSTRAK Sindrom Koroner Akut (SKA), sebagai manifestasi akut Penyakit Jantung Koroner (PJK), merupakan kontributor signifikan terhadap morbiditas dan mortalitas global, menyumbang 85% kematian akibat serangan jantung dan stroke (Universitas Muhammadiyah Magelang, 2025). Di Indonesia, meskipun prevalensi PJK spesifik berada pada 0,85% pada tahun 2023 (Survei Kesehatan Indonesia, 2023).Angka kejadian SKA di indonesiacukup tinggi dimana  berdasarkan Data Laporan Unit Gawat Darurat  di National Cardiovascular Center Harapan Kita (NCCHK) Jakarta terdapat 840 kasus SKA periode bulan Januari 2025 sampai Mei 2025.Serangan SKA berulang menjadi ancaman serius, terutama akibat ketidakpatuhan pasien terhadap regimen pengobatan sekunder (Universitas Muhammadiyah Magelang, 2025) dan progresivitas aterosklerosis (Universitas Hasanuddin, 2025), yang diperparah oleh dampak fisik (kelelahan kronis) dan psikologis mendalam, termasuk kecemasan, depresi, dan PTSD (Jackson, 2021; Lee & Chen, 2023). Mengingat kompleksitas tantangan manajemen pengobatan (Smith, 2021) dan kebutuhan akan dukungan layanan kesehatan holistik (Brown, 2020).  Penelitian kualitatif fenomenologi dengan eksploratif gambaran prilaku pencegahan  terhadap risiko serangan jantung berulang dan menganalisa faktor risiko serangan jantung berulang pada pasien SKA. Tema pertama yang teridentifikasi adalah dampak fisik, berupa gejala fisik dan penurunan kapasitas fungsional, gejala nyeri dada, lemas, kaku leher, sesak nafas. Tema kedua yang teridentifikasi adalah dampak psikososial serangan jantung berulang, yaitu perasaan cemas, takut, gelisah, hingga munculnya pikiran akan kematian Temaketiga Managemen pengobatan paska serangan meliputi kepatuhan pengobatan dan inefektif pengobatan, ketidakteraturan dalam konsumsi obat merupakan hambatan utama dalam efektivitas pengobatan pada pasien Sindrom Koroner Akut (SKA). Tema keempat perubahan perilaku, yaitu melakukan perubahan perilaku positif. Temakelima dukungan layanan kesehatan paska serangan berulang, yaitu menunjukkan kebutuhan yang kuat terhadap dukungan layanan kesehatan yang lebih optimal dalam bentuk edukasi yang komprehensif dan berkelanjutan. Penelitian ini mengidentifikasi lima tema kunci yang menggambarkan pengalaman kompleks paska serangan jantung berulang, dimulai dari dampak fisik yang signifikan dan psikososial. Ketidakpatuhan terhadap pengobatan merupakan keseluruhan pengalaman ini diperburuk oleh tantangan dalam manajemen pengobatan dan kebutuhan akan dukungan layanan kesehatan yang lebih holistik yang  berpusat pada pasien. Kata Kunci:  Pasien, Pengalaman , SKA berulang