Muhammad Rezky Fauzy
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Maslahah Mursalah sebagai Metode Penentuan Hukum dalam Ekonomi Islam: Penerapan Teknologi untuk Filantropi Yusuf, Muhammad Zulfikar; Muhammad Rezky Fauzy
Islamic Economics, Finance, and Banking Review Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/iefbr.v5i1.12114

Abstract

Saat ini, produk dan inovasi ekonomi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Namun demikian, perkembangan ini membutuhkan  landasan hukum agar berjalan sesuai dengan kaidah dan prinsip Islam. Dalam konteks ini, maslahah mursalah berperan penting sebagai bagian dari metode hukum Islam yang memberikan aturan hukum agar kegiatan ekonomi selalu relevan dalam setiap kondisi ruang dan waktu, serta tetap berorientasi pada kemaslahatan masyarakat luas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana peran maslahah muslahah dan bagaimana maslahah mursalah dapat memberikan manfaat bagi filantropi Islam yang terkait dengan pemanfaatan teknologi. Metode penelitian deskriptif kualitatif dengan studi pustaka menggunakan data dari dokumen-dokumen artikel ilmiah seperti jurnal, buku, prosiding maupun sumber terbitan bereputasi lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berbagai model filantropi Islam yang mampu menerapkan teknologi seperti pemanfaatan blockchain untuk manajemen zakat, pembayaran infaq dan sedekah melalui Quick Respond Indonesian Standard (QRIS), dan inovasi Cash Waqf Linked Sukuk merupakan salah satu bentuk ijtihad maslahah mursalah yang belum diakomodir oleh nash-nash syar’i dan mampu memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas. Pemanfaatan teknologi dalam filantropi Islam tersebut merupakan upaya untuk menunjukkan pentingnya maslahah mursalah dalam menjawab tantangan hukum kontemporer dalam ekonomi Islam yang terus berkembang seperti saat ini.
Analisis Fatwa Syekh al-‘Uṡaimīn Tentang  Keabsahan Haji Orang yang Meninggalkan Salat: Analysis of Syekh al- Uṡaimīn's Fatwa on the Validity of the Hajj of People Who Forget Prayer M. Kasim; Muhammad Rezky Fauzy; Muhammad Nur Sayyid
BUSTANUL FUQAHA: Jurnal Bidang Hukum Islam Vol. 6 No. 3 (2025): BUSTANUL FUQAHA: Jurnal Bidang Hukum Islam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M), Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36701/bustanul.v6i3.2742

Abstract

This study aims to analyze the fatwa of Shaykh al-ʿUthaymīn regarding the validity of the Hajj for an individual who abandons prayer. The research employs a descriptive qualitative method with a normative juridical approach through library research. The findings reveal three key points: first, according to Shaykh al-ʿUthaymīn, deliberately abandoning prayer may invalidate the validity of the Hajj, as it is regarded as an act of disbelief; second, this fatwa is grounded in the Qur’anic evidences, the Hadith, and the views of the Salaf scholars, who position prayer as the pillar of the religion and implicitly consider it a prerequisite for the validity of other acts of worship, including the Hajj; third, the fatwa holds significant relevance in the contemporary era, particularly in fostering awareness among Muslims of the urgency of maintaining prayer prior to performing the Hajj. The implications of this study highlight the importance of a comprehensive understanding of the interrelationship between the performance of prayer and the validity of the Hajj, as emphasized in Shaykh al-ʿUthaymīn’s fatwa. The study further demonstrates that the pillars of Islam cannot be practiced partially; rather, they must be observed holistically and consistently. These findings may also serve as a reference in religious guidance and in the development of daʿwah curricula, with the aim of strengthening the Muslim community’s understanding of prayer as the pillar of religion that supports the performance of other acts of worship, including the Hajj.