Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yang masih tinggi menjadi indikator bahwa pelayanan kesehatan primer masih menghadapi tantangan dalam mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang diharapkan. Sebagai respons, Puskesmas Wae Nakeng ditunjuk sebagai pelaksana kebijakan Integrasi Layanan Primer (ILP) yang bertujuan untuk mentransformasi layanan kesehatan yang terfragmentasi menjadi sistem yang terintegrasi berdasarkan pendekatan siklus hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi implementasi kebijakan ILP dari perspektif tenaga kesehatan sebagai pelaksana di lini terdepan, dengan menggunakan kerangka Consolidated Framework for Implementation Research (CFIR), serta mengevaluasi capaian implementasinya berdasarkan indikator implementation outcome yang mencakup adopsi, implementasi, dan keberlanjutan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam semi-terstruktur, observasi partisipatif, studi dokumentasi, dan diskusi kelompok terarah (FGD) terhadap informan yang dipilih secara purposif, yaitu kepala puskesmas, koordinator klaster, dan tenaga pelaksana layanan. Analisis data dilakukan secara tematik berdasarkan domain CFIR dan indikator hasil implementasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan ILP di Puskesmas Wae Nakeng berjalan dengan baik. Keberhasilan didukung oleh keunggulan relatif dari intervensi, kolaborasi lintas sektor yang kuat, kesiapan organisasi, serta kemampuan adaptif dan sikap proaktif tenaga kesehatan. Proses implementasi berlangsung secara partisipatif dan terstruktur. Tingkat adopsi dan penerimaan terhadap program tinggi, pelaksanaan berlangsung secara konsisten, serta terdapat potensi keberlanjutan yang kuat. Namun, tantangan tetap ada pada keterbatasan sarana prasarana dan rendahnya partisipasi masyarakat. Implementasi kebijakan ILP di Puskesmas Wae Nakeng menunjukkan keberhasilan baik dari sisi struktur maupun operasional. Dukungan lintas sektor, kesiapan organisasi, dan kapasitas tenaga kesehatan menjadi kunci utama. Meski demikian, diperlukan penguatan fasilitas dan strategi pemberdayaan masyarakat untuk menjamin keberlanjutan jangka panjang. Kata kunci : CFIR, Implementasi Kebijakan ILP, Implementation Outcome Daftar Pustaka : 60 (2021-2025)