Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HERNIA INGUINALIS LATERALIS PADA WANITA Sinaga, Oktri Lentina; Pasaribu, Enrico Saut Martua
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.48357

Abstract

Hernia merupakan kondisi penonjolan organ atau jaringan intraabdomen melalui defek atau area lemah pada dinding rongga tempat organ tersebut berada. Berdasarkan etiologinya, hernia diklasifikasikan menjadi hernia kongenital (bawaan) dan hernia akuisita (didapat). Sementara itu, berdasarkan lokasi anatomisnya, hernia dikategorikan menjadi beberapa jenis, seperti hernia diafragmatika, inguinalis, umbilikalis, dan femoralis. Sekitar 75% dari seluruh kasus hernia terjadi di regio inguinal, mencakup hernia inguinalis langsung (direk), tidak langsung (indirek), serta hernia femoralis. Di antara jenis-jenis tersebut, hernia inguinalis merupakan bentuk yang paling sering dijumpai, dengan sekitar 50% kasus merupakan hernia inguinalis lateralis, yang lebih banyak terjadi pada populasi usia lanjut. Dalam laporan kasus ini disajikan kasus seorang pasien wanita berusia 62 tahun dengan keluhan utama nyeri perut kiri bawah disertai adanya benjolan di lipat paha kiri yang tidak dapat didorong masuk kembali, selain itu keluhan disertai mual, muntah, sulit BAB dan tidak dapat buang angin sejak empat hari sebelum masuk rumah sakit. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya benjolan, berkonsistensi kenyal hingga padat, dengan bising usus menurun, dan tidak dapat direposisi ke dalam rongga abdomen. Pasien menjalani prosedur herniorraphy dan laparotomi eksplorasi sebagai tatalaksana operatif.
Hubungan Stres dengan Siklus Menstruasi yang Tidak Teratur pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sinaga, Oktri Lentina; Herdiman, Julia
Ebers Papyrus Vol. 29 No. 2 (2023): EBERS PAPYRUS
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/ep.v29i2.25081

Abstract

Background: Menstruasi merupakan keadaan perubahan fisiologis pada tubuh perempuan. Siklus menstruasi terjadi rata-rata sekitar 28 hari. Stres merupakan reaksi fisik maupun emosional yang terjadi ketika terdapat perubahan lingkungan dimana seseorang harus menyesuaikan diri. Stres merupakan bagian dari kehidupan yang normal, tetapi apabila berlangsung lama dapat merusak kesehatan. Kajian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui adanya hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi yang tidak teratur pada mahasiswi fakultas kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2022. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional. Untuk menilai tingkat stres pada mahasiswi digunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scales-42 (DASS-42) dan untuk menilai siklus menstruasi digunakan kuesioner siklus menstruasi. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 140 mahasiswi. Hasil: Pada hasil penelitian didapatkan mahasiswi dengan rentang usia 17-26 tahun, dimana 137 mahasiswi berusia 17-20 tahun (97,9%). Responden dengan siklus menstruasi yang tidak teratur sebanyak 66,4%. Mahasiswi angkatan 2022 yang mengalami stres sangat parah sebanyak (60,7%), parah (17,9%), sedang (11,4%), ringan (2,1%) dan normal atau tidak mengalami stres (7,9%). Responden yang termasuk dalam kategori stres dan mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur sebesar 88 (62,2%), sedangkan yang tidak mengalami stres dan mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur sebesar 5 responden (45,4%), tidak stres dan mengalami siklus menstruasi yang teratur 6 responden (54,5%), dan yang mengalami stres tetapi siklus menstruasi teratur sebanyak 41 responden (31,7%). Hasil analisis memakai uji chi-square didapatkan p-value sebesar 0.125. Hal ini menunjukkan tidak didapati hubungan yang signifikan antara stres dengan siklus menstruasi. Kesimpulan: tidak terdapat hubungan yang signifikan antara stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswi fakultas kedokteran Universitas Tarumanagara. ABSTRACT Background: Menstruation is a state of physiological changes in a woman's body. The menstrual cycle occurs on average about 28 days. Stress is a person's reaction both physically and emotionally when there is a change in the environment that requires a person to adapt. Stress is a normal part, but if it lasts for a long time it can be detrimental to health. This study aims to determine whether there is a relationship between stress levels and irregular menstrual cycles in medical students at Tarumanagara University class of 2022. Methods: This research is an observational analytic study with a cross-sectional design. To assess the level of stress in female students, Depression Anxiety Stress Scales-42 (DASS-42) questionnaire was used. To assess the menstrual cycle in female students, menstrual cycle questionnaire was used. Results: Out of 140 students that were recruited, 137 (97,9%) were in the range of age between 17-20 year old. 66,4% had irregular menstrual cycles. Those experiencing very severe stress were (6,7%), severe (17,9%), moderate (11,4%), mild (2,1%) and normal or not experiencing stress (7,9%). Female students who were included in the stress category and experiencing irregular menstrual cycles were 88 (62,2%), while those who did not experience stress and experiencing irregular menstrual cycles were 5 (45,4%); 6 (54,5%) were not stressed and having regular menstual cycles, and 41 (31,7%) experienced stress and regular menstrual cycles. A p-value of 0.125 was obtained on the chi-square test. Conclusion: There was no significant relationship between stress and menstrual cycle among medical students at University of Tarumanagara.