Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Asupan Kalsium dan Kadar Kalsium dalam Darah dengan Indeks Massa Tubuh pada Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Padang Evynatra, Evynatra; Masrul, Masrul; Rofinda, Zelly Dia
Jurnal Sehat Mandiri Vol 20 No 2 (2025): Jurnal Sehat Mandiri, Volume 20, No.2 Desember 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33761/jsm.v20i1.1798

Abstract

Obesity or being overweight is a global problem that occurs due to improper diet and nutritional intake. The 2023 Indonesian Health Survey (SKI) report showed that the proportion of obesity in the population aged 15-24 years was 16.2%. This study aims to analyze the relationship between calcium intake and blood calcium levels with body mass index in students of the Padang Ministry of Health Polytechnic. The study design used a cross-sectional study with a sample size of 73 students selected randomly. Data were obtained through interviews using the SQ-FFQ sheet, anthropometric measurements, and analysis of blood calcium levels. The results showed that the respondents' BMI was 24.58, the average daily calcium intake was 259.07 mg, far below the daily recommendation of 1000-1200 mg. The average blood calcium levels of respondents were within the normal range (mean 9.71 mg/dL and standard deviation 0.35 mg/dL). Statistical analysis showed a significant negative relationship between calcium intake and Body Mass Index (BMI) (p=0.020), a significant relationship was found between blood calcium levels and BMI (p=0.027). In conclusion, low calcium intake is correlated with an increased risk of obesity. It is recommended to Poltekkes to always have continuity of BMI screening and pay attention to calcium intake education through healthy eating patterns among students and for students who experience calcium deficiency, it is expected to be consulted to the clinic.
Diet Rendah Protein pada Gagal Ginjal Kronik Evynatra, Evynatra; Sulastri, Delmi
Majalah Kedokteran Andalas Vol. 48 No. 3 (2025): MKA July 2025
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v48.i3.p320-330.2025

Abstract

Tujuan: Menyediakan informasi mengenai diet rendah protein pada gagal ginjal kronik. Metode: Penulisan artikel ini menggunakan metode literature review. Sumber yang dipakai berupa artikel dari jurnal internasional. Artikel diambil dalam menggunakan Bahasa Inggris. Pencarian sumber artikel menggunakan bantuan mesin pencari Google Scholar dan PubMed. Hasil: Diet rendah protein (Low Protein Diet/LPD, 0,6-0,8 g/kg/hari) dan bahkan diet protein sangat rendah (Very-Low Protein Diet/vLPD, 0,3-0,4 g/kg/hari) direkomendasikan untuk pasien CKD. Diet rendah protein (Low Protein Diet/LPD) memiliki banyak keunggulan dalam pengelolaan pasien CKD dengan mengurangi produk limbah nitrogen dan mengurangi beban kerja ginjal melalui penurunan tekanan intraglomerular, yang memiliki efek protektif ginjal, terutama pada mereka yang memiliki cadangan fungsi nefron yang berkurang. Kesimpulan: Pengelolaan pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan diet protein rendah (LPD) telah diidentifikasi sebagai strategi potensial untuk mengendalikan gejala uremik dan komplikasi metabolik, serta menunda kebutuhan untuk dialisis. Meskipun memiliki manfaat potensial, keberatan terkait Protein-Energy Wasting (PEW) telah membatasi adopsi luas strategi ini di kalangan klinisi. Penting untuk menekankan bahwa penerapan LPD memerlukan pemantauan gizi yang ketat. Sebuah pendekatan multidisiplin, melibatkan spesialis seperti dokter, perawat, ahli gizi, dan pekerja sosial, diperlukan untuk memastikan keberhasilan dan keamanan penerapan LPD dalam pengelolaan pasien CKD.
SUPLEMENTASI BESI-FOLAT PADA WANITA PEKERJA: HUBUNGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI DAN PRODUKTIVITAS KERJA Magistri, Putri Mira; Evynatra, Evynatra; Desmawati, Desmawati
Jurnal LINK Vol 20 No 1 (2024): MEI 2024
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/link.v20i1.10996

Abstract

Status gizi, khususnya kecukupan zat besi, menjadi faktor krusial yang memengaruhi produktivitas kerja terkusus pekerja perempuan. Anemia pada wanita usia subur menimbulkan risiko pada kesehatan dan produktivitas. Suplementasi zat besi dan asam folat di tempat kerja diusulkan sebagai solusi untuk mengatasi anemia dan meningkatkan kesejahteraan pekerja wanita. Review ini bertujuan untuk memotret kompleksitas isu ini dan mendesak perlunya perhatian pada kesehatan dan produktivitas pekerja Wanita. Anemia, terutama disebabkan kekurangan zat besi, menjadi isu kesehatan global yang merugikan, terutama di kalangan pekerja. Keterkaitan langsung antara zat besi dan produktivitas kerja, terutama pada pekerja wanita, ditegaskan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi zat besi, terutama dengan dosis pagi tunggal, dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan produktivitas kerja. Implikasi kebijakan melibatkan peningkatan akses terhadap suplementasi zat besi dan perbaikan pola makan untuk mendukung kesejahteraan pekerja wanita. Dapat disimpulkan bahwa pentingnya mengidentifikasi dan mengatasi kekurangan zat besi dengan suplementasi besi-folat pada wanita pekerja adalah kunci untuk mencegah anemia defisiensi besi dan meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan tenaga kerja.