Latar Belakang: Pemanfaatan daging rusa masih menjadi kontroversi di Indonesia dikarenakan jumlah ternak rusa sudah masuk kedalam hewan dilindungi tetapi diwilayah timur termasuk Papua Barat perburuan rusa masih banyak ditemui. Tanpa dilakukannya domestifikasikan ternak rusa menjadi semakin sedikit setiap tahunnya. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah daging rusa dapat menjadi pangan konvensional dan pengaruhnya terhadap peraturan pemerintah. Sehingga dapat diketahu apakah peredaraan daging rusa di wilayah Papua Barat diperbolehkan oleh pemerintah dan bagaimana pandangan pemerintah bila rusa di domestifikasikan Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data wawancara, kuisoner dan Focus Group Discusion (FGD) yang dilanjut dengan analisis SWOT dengan beberapa tahapan.Jumlah populasi mencapai 22 orang dan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Hasil: Hasil penelitian mendapatkan bahwa rusa di Pulau Papua termasuk kedalam satwa buru, dengan penjualan rusa yang cukup luas dikarenakan harganya yang dibawah pasar serta kurangnya ketersediaan daging rusa dipasaran, dikarenakan banyaknya pertambangan dan pembangunan rumah. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa konsumsi daging rusa di Papua Barat dipengaruhi oleh ketersediaan alami, nilai gizi tinggi, dan budaya lokal. Daging rusa memiliki potensi menjadi pangan nasional melalui pengembangan penangkaran yang didukung kebijakan pemerintah dan permintaan pasar. Strategi analisis SWOT agar dapat mencapai hal tersebut yaitu menggunakan strategi pertumbuhan (Growth Strategy) didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam pembudidayaan dan kandungan gizi. Hal ini dapat dicapai dengan cara membuka peluang pasar baru secara nasional dan mendapat bantuan regulasi dari pemerintah. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa daging rusa berpotensi menjadi sumber pangan alternatif yang legal dan bernilai gizi tinggi di Papua Barat, namun pengelolaannya memerlukan regulasi yang jelas dan dukungan terhadap penangkaran agar menjaga kelestarian populasi rusa liar.